Ngeri-Ngeri Sedap, Ngopi di Atas Langit dengan Crane di Gunungkidul Sambil Menatap Laut

- Jumat, 7 Januari 2022 | 13:13 WIB
Tempat 'Ngopi In The Sky' di Pantai Nguluran, Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DIY. (Foto: Tangkapan layar Instagram @jogjatv)
Tempat 'Ngopi In The Sky' di Pantai Nguluran, Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DIY. (Foto: Tangkapan layar Instagram @jogjatv)

Wisata pantai di Gunungkidul seolah tak ada habis-habisnya jika dijelajah. Banyaknya pantai di kabupaten yang berada di sebelah selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu, dilengkapi pula dengan inovasi pengelola setempat yang menambah daya tarik bagi pengunjung.

Salah satunya adalah 'Ngopi In The Sky' yang dikelola oleh Teras Kaca di Pantai Nguluran, Desa Girikarto, Kecamatan Panggang.

Dengan gondola yang diangkat dengan crane, pengunjung dapat bersantai menikmati minum kopi atau teh di atas ketinggian sekitar 30 meter, sambil menatap hamparan laut.

Namun, tentu saja tak semua orang bisa tetap "santai". Bagi yang memiliki fobia ketinggian, barangkali ngopi dengan cara seperti ini akan terasa ngeri-ngeri sedap. 

-
Tempat 'Ngopi In The Sky' di Pantai Nguluran, Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DIY. (Foto: Tangkapan layar Instagram @jogjatv)

Untuk merasakan sensasi ngopi di atas langit di tempat ini, pengunjung harus membayar Rp100 ribu, sudah termasuk biaya secangkir kopi atau teh serta camilan.

Ditutup karena Tak Aman

Namun sayangnya, wahana ini sudah ditutup sejak kemarin. Penutupan dilakukan oleh Pemkab Gunungkidul karena wahana tersebut dianggap membahayakan nyawa pengunjung.

-
Tempat 'Ngopi In The Sky' di Pantai Nguluran, Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DIY. (Foto: Instagram @lalana.corp)

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, aspek keselamatan menjadi poin utama yang harus dipatuhi.

"Keselamatan dan kenyamanan wisatawan harus kita jamin supaya kita tetap bisa dipercaya sebagai penyelenggara destinasi wisata yang nyaman dan aman," kata Kadarmanta di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (7/1/2022).

Aji menuturkan, berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui mobile crane yang digunakan pengelola adalah alat yang sewaan dari luar kota dan belum memiliki izin.

"Informasi yang kami terima, penggunaan crane itu belum ada izin, penggunaannya tidak sesuai dengan spesifikasi barang itu. Tentu ini juga harus ada yang menjamin keselamatannya," ujar dia, dikutip dari Antara.

-
Pengunjung menikmati kopi di atas langit di Pantai Nguluran, Gunungkidul. (Foto: Instagram @updatedisini)

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahajo mengatakan selain penggunaan alat yang tidak tepat, lokasi wahana yang berada di bibir pantai juga sangat berisiko bagi keselamatan wisatawan.

Menurut Singgih, posisi wahana yang ditempatkan di tepi pantai sangat riskan terhadap korosi yang tinggi akibat angin laut yang membawa kadar garam yang tinggi.

Karenanya, aspek kepemilikan sertifikat CHSE pelaku wisata itu sangat penting untuk dikantongi lebih dahulu.

"SDM yang mengoperasionalkan harus bersertifikat juga, punya lisensi khusus, dan ini semua harus dipenuhi kalau tidak ya sebaiknya dihentikan, karena kalau terjadi kecelakaan akan menimbulkan 'multiplayer effect' yang luar biasa," ujar Singgih.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X