Candi Tikus merupakan bukti peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih bisa ditelusuri hingga saat ini. Candi ini ditemukan di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Dalam Kitab Nagarakertagama, karangan Mpu Prapanca mengatakan bahwa dulunya candi ini adalah tempat petirtaan atau pemandian serta tempat upacara raja-raja terdahulu. Candi Tikus diperkirakan dibangun pada abad ke XIII atau abad ke-XIV.
Disebut Candi Tikus karena saat ditemukan 1914 silam candi ini menjadi tempat persembunyian tikus yang kerap menyerang sawah milik warga. Hingga pada tahun 1914, Bupati Mojokerto, RAA Kromojoyo Adinegoro pada saat itu memerintahkan aparat desa untuk membabat habis tikus yang ada.
Saat pengejaran tikus aparat desa melihat tikus-tikus masuk pada lubang di dalam gundukan tanah. Karena ingin memberantas semua tikus, Kromojoyo memerintahkan agar gundukan tersebut juga dibongkar dan ditemukanlah sebuah candi yang dinamakan Candi Tikus.
Candi ini menunjukan kemajuan peradaban Majapahit dalam bidang pengairan karena di kolam candi ada jaringan air yang berujung pada 46 pancuran. Situs ini menghadap utara dengan panjang 22,5 meter, lebar 22,5 meter, dan terletak 3,5 meter di bawah permukaan tanah.
Bangunan candi di tengah kolam melambangkan Gunung Mahameru sebagai tempat para dewa. Dipugar terakhir pada 2007 oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur, situs ini dibuka untuk umum dan menjadi daya tarik wisata Kota Mojokerto.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.
