Dispar Seram Bagian Barat Kembangkan Objek Wisata Danau Tapala demi Tarik Wisatawan

Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Maluku, mengembangkan objek wisata Danau Tapala yang ada di Desa Hatunuru, Kecamatan Taniwel Timur, sebagai kawasan wisata andalan di kabupaten bertajuk "Saka Mesa Nusa".

Dikutip dari ANTARA, Kepala Dinpar Kabupaten SBB, Yani Soukotta mengatakan, objek wisata Danau Tapala merupakan satu dari sejumlah objek wisata di Kabupaten SBB yang menjadi fokus pengembangan.

"Objek wisata Dana Tapala merupakan satu dari sejumlah objek wisata di Kabupaten SBB yang menjadi fokus pengembangan, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan," kata Yani, Selasa (17/1/2023).

Dia menambahkan, danau bening dengan air sejuk itu terbagi dua bagian dalam satu kanal yang ditata dengan memperhatikan kearifan lokal masyarakat adat setempat.

Baca juga: Volume Air Kawah Ijen Naik, Pengunjung Dilarang Mendekati Danau

Tujuannya ialah untuk menjaga dan melestarikan sumber air dari pegunungan serta lingkungan alam sekitar agar tetap indah dan mempesona bagi wisatawan, ilmuwan, dan petualang yang berkunjung ke daerah itu.

-

Objek wisata Danau Tapala kata Yani, tergolong unik karena sekitar danau tumbuh subur pohon sagu, kelapa, pohon kayu putih dan beragam tumbuhan lainnya.

Selain itu juga, hidup aneka biota air tawar yang berkembang biak secara alami dan menjadi sumber penghidupan warga sekitar.

"Tumbuhan teratai juga menghias danau yang tak pernah menyusut walau musim kemarau," bebernya.

Baca juga: Baru Tahu! Ada Tempat Joging Hidden Gem di Jogja: Olahraga Sambil Healing di Tepi Danau

Yani menyatakan, wisata Danau Tapala tersedia perahu tradisional atau kole-kole untuk mengantar wisatawan yang ingin berkeliling danau sambil menikmati lingkungan alam yg bersih.

Selain itu, masyarakat adat Hatunuru dan Sohea selama ini juga dilibatkan dalam tradisi adat "sasi" ikan (larangan) mengambil ikan di Danau Tapala, sebelum waktu panen yg ditentukan tua-tua adat.

"Sasi ikan maupun panen di Danau Tapala, merupakan tradisi warisan leluhur dan dilestarikan hingga kini, patut dicontoh daerah lainnya, bahkan dapat dijadikan ajang festival wisata menjaring wisatawan, ilmuwan, petualang," lanjutnya.