Hama Bintang Laut Berduri Ancam Terumbu Karang Raja Ampat

- Rabu, 15 Januari 2020 | 10:22 WIB
Pemusnahan bintang laut berduri oleh para pemerhati konservasi Raja Ampat (Foto ANTARA Papua Barat/ Ernes)
Pemusnahan bintang laut berduri oleh para pemerhati konservasi Raja Ampat (Foto ANTARA Papua Barat/ Ernes)

Selain banyaknya kapal wisata yang menabrak terumbu karang di Raja Ampat, ternyata ada ancaman yang lebih serius yang bisa merusak terumbu karang, ia adalah hama bintang laut berduri atau CoTS.

Bintang laut berduri tersebut hinggap di terumbu karang yang hidup dan mengisap sari makanan terumbu karang tersebut hingga mati dan hancur.

Sekretaris Daerah Raja Ampat Yusuf Salim di Waisai, Rabu (15/1/2020) mengakui bahwa bintang laut berduri merupakan ancaman yang sangat serius bagi kerusakan terumbu karang di kabupaten yang terkenal dengan keindahan alam lautnya itu.

Menurut dia, pemerintah daerah bersama lembaga-lembaga konservasi internasional, organisasi pemerhati lingkungan, dan pemangku kepentingan pariwisata yang ada di Kabupaten Raja Ampat telah membentuk tim guna mengatasi bintang laut berduri.

Ia menjelaskan, lembaga konservasi dan organisasi pemerhati lingkungan di Raja Ampat telah melakukan aksi pemusnahan bintang laut berduri sebagai pencegahan peningkatan populasi yang akan merusak terumbu karang.

 

"Pemerintah daerah berterima kasih kepada lembaga konservasi dan organisasi pemerhati lingkungan yang telah membantu pemerintah untuk mencegah atau memberantas bintang laut berduri yang merupakan ancaman bagi terumbu karang di Raja Ampat," ujarnya.

Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Raja Ampat adalah salah satu organisasi pemandu wisata yang sangat intens melakukan pemusnahan bintang laut berduri, guna mencegah peningkatan populasi yang menyebabkan kerusakan terumbu karang.

Sekretaris DPC HPI Raja Ampat Maikel Sada yang memberikan keterangan terpisah mengatakan,  pemandu wisata HPI Raja Ampat selain melakukan aktivitas memandu wisatawan, juga konsentrasi terhadap kelestarian lingkungan setempat.

Menurutnya, dua tahun terakhir pemandu wisata HPI Raja Ampat telah memutuskan 3.000 bintang laut berduri di kawasan wisata guna mencegah peningkatan populasi yang menyebabkan kerusakan terumbu karang.

"Aksi tersebut akan terus dilakukan untuk menjaga kelestarian terumbu karang Kabupaten Raja Ampat yang merupakan objek wisata dunia segar terus berkelanjutan bagi generasi yang akan datang," ujar dia.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari peneliti terumbu karang di Kabupaten Raja Ampat, peningkatan populasi bintang laut berduri di daerah tersebut akibat tingginya nutrisi air laut yang disebabkan oleh sanitasi dan limbah.

Siput yang menjadi predator bagi bintang laut berduri tersebut sudah berkurang dan jika populasi bintang laut berduri tersebut terus meningkat dan tidak dicegah dengan cara memusnahkan maka dampak terbesar adalah kerusakan terumbu karang hidup.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X