Keputusan seseorang dalam memilih lokasi hunian itu selalu memiliki pertimbangan. Berada di tengah kota karena lebih dekat dari tempat kerja, atau di pedesaan karena ingin menikmati suasana yang lebih tenang.
Namun, sepasang suami-istri asal Kanada ini punya pemikiran unik dalam memilih lokasi hunian. Pasalnya, mereka mendirikan hunian di atas pulau apung yang mereka bangun di lepas Pantai Pulau Vancouver, British Columbia.
Seperti yang dilaporkan The Sun, pasutri tersebut membangun hunian di atas pulau apung itu selama 27 tahun. Hunian yang berada di tengah hutan itu pun kini berubah menjadi kompleks hunian yang lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung.
Rata-rata, hunian dicat dengan warna magenta toska, kemudian terdapat juga kebun, dapur, kamar mandi, ruang keluarga, bahkan ada juga studio senin. Rumah-rumah apung itu jauh dari kesan kumuh seperti rumah apung pada umumnya.
Wayne sendiri adalah seorang pemahat. Sementara sang istri, Catherine merupakan seorang pelukis, penari, penulis, dan juga musisi. Kompleks perumahan apung itu pun kemudian diberi nama Freedom Cove, sebuah teluk yang penuh dengan kebebasan.
Kompleks itu pun sangat ramah lingkungan. Betapa tidak, rata-rata rumah dibangun dari bahan-bahan daur ulang. Pasokan listrik berasal dari panel solar, serta kebutuhan air bersih berasal dari air terjun yang berada di sekitar tempat tinggal.
Bahkan untuk urusan bahan pokok makanan, pasutri tersebut memiliki empat rumah kaca yang ditanami dengan berbagai macam sayur dan buah-buahan.
Wah, menarik sekali, ya!