Jika bahas kota judi, maka yang teringat adalah Las Vegas. Kota yang terletak di Amerika Serikat ini ibarat kota tak pernah padam karena tingginya angka perjudiannya disana.
Bahkan jika kalian ingat di film 'Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief', disana para pemeran utama sampai lupa bahwa mereka sudah berhari-hari berada di salah satu kasino di Las Vegas.
Ini menandakan bahwa kota Las Vegas seperti kota yang tak kenal matahari pagi dan rembulan malam jika sudah masuk ke salah satu kasinonya. Namun, bagaimana nasibnya sekarang setelah adanya corona?
Ternyata keadaan kota tersebut saat ini bagaikan kota mati. Bagaimana tidak, diketahui bahwa salah satu dari beberapa hotel yang ada disana mengalami kerugian drastis bahkan hingga tutup total.
Bayangkan saja, ada salah satu hotel yang harga kamarnya dari US$ 400 dibanting menjadi US$ 45 - US$ 25 per malam. Namun, penurunan harga kamar tersebut tak mempengaruhi orang-orang untuk menginap di hotel tersebut.
Asosiasi perjalanan Amerika Serikat mengutip data firma riset ekonomi pariwisata, yang memperkirakan bahwa pandemi sudah mengakibatkan kerugian sebesar USD 500 miliar sejak Maret. Ditambah dengan pajak yang harus dibayar sekitar USD 64,4 miliar.
Sementara itu, menurut menteri Ekonomi Pariwisata, Adam Sacks, perjalanan rekreasi yang diharapkan bisa memulihkan pariwisata diperkirakan tak akan kembali seperti semula hingga 2022. Bahkan mungkin akan memakan waktu hingga 2024 atau lebih untuk perusahaan dan perjalanan bisnis untuk sepenuhnya pulih.
