Pilot Beberkan Bahaya Mendaratkan Pesawat di Malam Hari

- Kamis, 4 Agustus 2022 | 14:00 WIB
Ilustrasi pilot. (Freepik)
Ilustrasi pilot. (Freepik)

Penerbangan di malam hari bagi beberapa orang memang menyenangkan karena bisa menikmati tidur malam dan berkesempatan untuk melihat langit malam indah.

Namun, bagi seorang pilot mendaratkan pesawat di malam hari ternyata adalah hal yang sangat rumit dan membahayakan.

Hal ini diungkapkan oleh seorang pilot dan penulis Mark Vanhoenacker dalam bukunya 'How to Land a Plane' yang menjelaskan mengapa terkadang sulit untuk mengetahui di mana bandara berada.

“Sebagian besar dari kita menganggap bandara sebagai tempat yang cukup terang, dan memang benar bahwa area apron di sekitar gedung terminal terang benderang," tulis Mr Vanhoenacker dalam bukunya.

Dirinya juga menjelaskan bahwa landasan ancang atau taxiway dan juga landasan pacu atau runway biasanya sulit terlihat jelas saat malam hari di lapangan terbang. Khususnya ketika berhadapan dengan lanskap perkotaan yang terbilang kompleks.

"Setelah cukup dekat, beruntung approach dan lampu runway tidak  salah lagi atau dapat dikenali," lanjutnya.

Dilansir Express.co.uk, menurutnya pilot akan mengandalkan instrumen penerbangan, sensor navigasi, dan sensor cuaca daripada penglihatan normal saat terbang di malam hari atau melewati awan.

Baca juga: Cuaca Buruk, 3 Penerbangan ke Bandara Ambon Dialihkan, Termasuk Rombongan Ketua MPR

Selama penerbangan malam, pesawat memiliki banyak lampu di bagian luar untuk membantu pilot mendarat saat gelap dan membantu orang melihat pesawat.

Lampu pendaratan dapat ditemukan di berbagai posisi tergantung pada pesawat, dari sayap hingga badan pesawat, pilot akan menyalakan lampu saat mereka menggunakan roda pendaratan untuk memperingatkan kontrol lalu lintas.

Lampu lain di pesawat termasuk LED merah dan hijau di setiap sayap yang mengidentifikasi ke arah mana pesawat menghadap saat terbang di malam hari.

Sementara lampu anti-tabrakan dapat ditemukan di bagian atas dan bawah badan pesawat. Lampu berwarna jingga ini akan berputar dan menghasilkan efek berkedip dan dinyalakan selama mesin pesawat hidup.

Sementara itu, pilot Patrick Smith menawarkan klarifikasi dalam bukunya Cockpit Confidential. Dia menjelaskan bahwa meskipun turbulensi dapat membuat pesawat terasa seperti jatuh, tapi sebenarnya tidak.

“Selama turbulensi, orang merasakan bahwa sebuah pesawat jatuh ratusan kaki pada suatu waktu, padahal dalam kenyataannya, perpindahan jarang lebih dari sepuluh atau dua puluh kaki, hampir tidak ada kedutan pada altimeter," kata sang pilot.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X