Sejak dahulu, Kota Semarang, Jawa Tengah terkenal menjunjung tinggi budaya pluralisme. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai keyakinan yang terdapat di Kota Lumpia ini. Pun halnya dengan destinasi wisata, kota ini juga punya banyak tempat wisata religi yang menggambarkan tingginya nilai pluralisme itu sendiri.
Klentang Sam Poo Kong di Semarang, menjadi bukti nyata pertemuan tradisi China di tanah Jawa (salah satu yang menanamkan konsep pribumi secara mendalam).
Dari awal masuk ke kelenteng, warna merah dan emas mendominasi sebagian besar bangunan, hal ini sama dengan yang biasa dijumpai saat berkunjung ke kelenteng di negeri China.
Patung Laksamana Zheng Ho setinggi 12 meter lebih yang berdiri kokoh di area pelataran Kelenteng Sam Poo Kong, menjadi jadi ikon kelenteng Sam Poo Kong.
Kelenteng Sam Poo Kong terbagi atas tiga bangunan utama, satu kelenteng besar dan dua tempat sembahyang yang lebih kecil. Aroma hio pekat tercium dan menyengat hidung. Nuansa religius pun semakin kental terasa.
Nama Sam Poo Kong sendiri diambil dari nama Laksamana Zheng He, seorang laksamana Islam dari China yang pernah menjelajahi Nusantara. Di Jawa, jejaknya dimulai Klenteng Sam Poo Kong.
Zheng He terlahir dengan nama Ma San Bao. Dalam dialek Hokkian, Sam Poo Kong atau San Bao Dong (Mandarin) memiliki arti gua San Bao. Sampai sekarang, tempat petilasan itu dikenal dengan nama Sam Poo Kong.
Kelenteng yang berlokasi di Jalan Simongan Raya Nomor 129 ini terbuka untuk umum, baik untuk yang berwisata atau sembahyang.
Di dalamnya ada beberapa bangunan yang bisa kamu kunjungi. Yakni, tempat pemujaan Dewa Bumi, makam Kyai Juru Mudi, tempat pemujaan Sam Poo Kong, makam Kyai Djangkar, tempat Nyai Cundrik Bumi, dan tempat Kyai Nyai Tumpeng.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.