Setelah pandemi virus corona berakhir, biaya untuk liburan diprediksi akan meningkat. Salah satu penyebabnya adalah tidak tersedianya lagi penginapan bertarif rendah. Kira-kira mengapa bisa demikian?
Mengutip Fox, tarif kamar hotel dan Airbnb diprediksi akan meningkat dua kali lipat setelah berakhirnya pandemi corona. Hal itu dikarenakan hotel dan pemilik properti di Airbnb sama-sama terkena dampak dari wabah virus ini.
Setelah pandemi berakhir, pihak hotel nantinya akan memberlakukan protokol keamanan baru sebagai upaya mencegah penularan virus corona. Itu artinya, pihak hotel akan menambahkan biaya operasional untuk kebersihan serta mengosongkan beberapa kamar untuk menjaga jarak sosial tamu.
Kondisi itu tentunya akan menjadi beban biaya bagi hotel dan Airbnb. Dan biaya-biaya tambahan itu akan dibebankan kepada konsumen.
CEO perusahaan agen real estate Redfin, Glenn Kilman mengatakan bahwa saat ini sejumlah pemilik properti di Airnb melakukan likuidasi asetnya untuk sementara. Hal itu dikarenakan dampak yang mereka hadapi ketika terjadinya wabah virus corona.
"Anda bisa berhutang sangat banyak dan seseorang masih membayar hipotek Anda setiap bulan karena Airbnb dan situs travel lainnya bekerja sangat baik untuk menemukan seseorang yang akan menyewa hunian itu," katanya.
Kondisi itu menunjukkan bahwa pemilik Airbnb tidak memiliki cadangan keuangan sebanyak jaringan hotel besar lainnya. Para pemilik properti itu pun kemungkinan akan menjual beberapa huniannya untuk menghasilkan uang.
"Akan ada banyak penjualan yang berkorelasi di daerah-daerah tertentu karena berada di lokasi wisata. Mungkin sejumlah unit properti dalam jumlah besar terjual di daerah tersebut," ujarnya.
