Pulihkan Industri, Kemenparekraf Rilis Panduan Wisata Selam di Tengah Pandemi

- Selasa, 3 November 2020 | 21:27 WIB
Ilustrasi menyelam. (Pexels/Richard Segal)
Ilustrasi menyelam. (Pexels/Richard Segal)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) merilis buku panduan pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) untuk usaha wisata selam. Hal ini dilakukan untuk memulihkan industri wisata selam Indonesia yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani mengungkap alasan pihaknya menyusun panduan CHSE untuk wisata selam. Dalam webinar Sosialisasi Panduan CHSE Wisata Selam & Dive Tourism Market Updates, Rizki menyebut saat ini sudah banyak divers yang melakukan perjalanan ke Pulau Komodo hingga Bali untuk menyelam.

"Kita harus bisa membuat kegiatan ini tetap aman dan selamat. Panduan protokol keselamatan dan kesehatan satu hal yang sangat penting. Karena kita tahu kegiatan ini sangat berhubungan dengan mulut. Jadi kemungkinan droplet itu banyak sekali, dan ini sudah kami susun panduan tersebut," kata Rizki, Selasa (3/11/2020).

Lebih lanjut Rizki mengatakan wisatawan divers dari beberapa negara di Eropa, Australia, hingga Tiongkok sudah siap datang untuk menyelam di Indonesia. Sehingga CHSE untuk wisata selam disusun untuk menjamin kesehatan dan keselamatan bagi para peminat wisata selam.

"Untuk pengelola dive center bagaimana kita mempromosikan snorkeling ke masyarakat Indonesia. Karena sebelum datangnya wisatawan mancanegara tentunya kita fokus ke wisatawan domestik, dan bagaimana membuat snorkeling dan diving ini menjadi kebiasaan baru buat masyarakat Indonesia," lanjutnya.

-
Ilustrasi menyelam. (Pexels/Pia)

Salah satu penyusun panduan wisata selam sekaligus konsultan PADI, Abi Carnadie mengatakan saat ini panduan disusun dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Panduan tersebut sudah dibagikan kepada industri wisata selam sejak bulan September.

Ia menjelaskan pada dasarnya sertifikasi CHSE adalah proses pemberian sertifikat untuk para industri pariwisata memberikan jaminan terhadap wisatawan.

"Sertifikasi CHSE adalah proses pemberian sertifikat pada industri pariwisata untuk memberikan jaminan terhadap wisatawan untuk pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan sesuai dengan protokol kesehatan dan panduan yang ada merangkap pencegahan pengendalian virus corona," kata Abi.

Saat ini sertifikasi bersifat volunteery, artinya boleh ikut dan boleh tidak. Ia berharap nantinya setiap industri bersedia mengikuti proses sertifikasi ini.

"Tapi ini menunjukkan kesiapan, bahwa untuk bisa menunjukkan kita siap sebaiknya kita bisa memiliki sertifikasi," lanjut Abi.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X