Virus Corona Berlalu, Pariwisata di Indonesia Wajib Tetap Jaga Kebersihan

- Kamis, 7 Mei 2020 | 19:36 WIB
Ilustrasi pariwisata Indonesia. (Pixabay/Madebynastia).
Ilustrasi pariwisata Indonesia. (Pixabay/Madebynastia).

Pandemi virus corona (Covid-19) memengaruhi berbagai sektor kehidupan, salah satunya adalah pariwisata. Saat ini, dengan adanya wabah, maka masyarakat di seluruh dunia diimbau untuk tetap berada di rumah saja guna melindungi diri dan menekan penyebaran virus corona baru. Situasi ini tentunya menahan semua orang untuk pergi berwisata.

Padahal pariwisata turut menggerakkan perekonomian. Maka tak heran bila para pelaku pariwisata turut terkena dampak. Ada yang pendapatannya menurun, ada pula yang terancam kehilangan pekerjaan. Sudah tentu masalah-masalah ini harus segera diatasi sebelum menjadi semakin besar.

Menurut tokoh pariwisata nasional Sapta Nirwandar, yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2011-2014, harus ada strategi yang komperehensif untuk penanganan kondisi ini. Strategi tersebut harus melihat situasi sebelum terjadinya pandemi Covid-19, situasi sekarang, situasi pemulihan, hingga situasi setelah selesainya pandemi.

-
Ilustrasi pariwisata pantai. (Pixabay/12019).

Dalam diskusi 'Ngopi Online Bareng Bang Sandi Pariwisata vs Corona,' Kamis (7/5/2020), Sapta menekankan dalam situasi ini ada kesempatan baru yang sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh pelaku pariwisata. Berbicara mengenai program pemulihan sektor pariwisata yang terdampak Covid-19, harus ada program dari sisi pelaku dan ekonomi 

"Harus menyiapkan skenario program recovery yang terukur. Dari sisi pelaku harus jeda kembali. Sedangkan dari sisi ekonomi harus ada program yang benar-benar relaksasi, intensif untuk sektor pariwisata," kata Sapta.

Selanjutnya, harus dipersiapkan pula program yang bisa berjalan setelah pandemi Covid-19 berlalu. Program tersebut harus disiapkan dari sekarang. Sebab akan ada perubahan perilaku dari konsumen dan suplier pariwisata.

"Beberapa negara sudah ada yang menyiapkan protokol di bidang pariwisata terutama kaitannya dengan consumer life. Harus menyiapkan new normal,  model-model pariwisata yang tidak melewatkan kaidah kesehatan dan kebersihan," ujar Sapta.

-
Ilustrasi industri perhotelan. (Pixabay/Innokurnia).

Lebih lanjut ia mengatakan, nantinya dalam dunia pariwisata akan ada social atau physical distancing. Mulai dari tata cara pemesanan tiket, menginap di hotel, makan di restoran, hingga yang lainnya.

Inilah yang harus dipersiapkan oleh para pelaku pariwisata. Bahkan tidak menutup kemungkinan pekerja di bidang pariwisata memiliki sertifikasi kesehatan agar membuat konsumen merasa aman.

"Tanpa itu tidak bisa kompetitif. Apalagi orang-orang sekarang pada trauma. Jadi bidang pariwisata harus punya new normal untuk mengantisipasi consumer behavior change, mau enggak mau berubah," pungkas Sapta.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X