Seorang turis asal AS untuk pulang ke negaranya karena adanya wabah pandemi virus corona. Kondisi itu justru tak membuatnya bersedih karena dia yang mengaku lebih aman tinggal di Asia daripada AS.
Seperti cerita turis bernama Avery Slusher yang dikutip dari New York Post ini. Dia baru saja pulang ke AS setelah tiga bulan berkelana di Asia Tenggara.
Dari situ, dia merasa hidupnya lebih terasa aman saat berada di Asia ketimbang di Amerika.
"Ketika saya berada di Indonesia, para pekerja tidak akan mengizinkan kamu masuk ke kapal tanpa memeriksa suhu badanmu. Di Bali, hand sanitizer ada di seluruh penjuru bandara," kata Avery.
Pengalaman serupa juga didapatkannya ketika liburan di Thailand. Dalam sebuah penerbangan domestik dari Chiang Mai menuju Phuket, para petugas bandara cukup ketat memeriksa penumpang, mulai dari pengecekan suhu hingga mewajibkan mengenakan masker.
"Kamu tidak akan melewatkan tanda peringatan di sepanjang bandara: 'Apakah kamu berkeringat? Apakah kamu batuk-batuk? Apakah kamu kesulitan bernafas?," cerita Avery.
Ketika di Bandara Bangkok, Avery merasa cukup terkesan ketika petugas bandara yang membagi-bagikan hand sanitizer kepada seluruh penumpang. Hal-hal semacam itu yang membuat dirinya merasa aman tinggal di Asia selama wabah corona ini.
Namun sayangnya, pengalaman itu tak didapatkannya ketika tiba di Amerika Serikat. Petugas hanya menyuruhnya mengisi formulir kesehatan tanpa ada pemeriksaan dan upaya pemberian hand sanitizer.
"Petugas Imigrasi cuma bertanya, kemana saja saya pergi? Saat saya jawab, saya traveling keliling Asia Tenggara sejak bulan Desember, dia cuma jawab: 'Bagus! Selamat kembali ke rumah' dan mempersilakan saya lewat," kata Avery.
