Pada November 2019 lalu terjadi banjir yang cukup parah di Kota Venesia. Hal ini membuat banyak bangunan mengalami kerusakan. Terlebih di kota tersebut tak sedikit bangunan yang sudah berdiri selama berabad-abad.
Salah satu bangunan yang terkena dampak dari banjir Venesia adalah Basilika Santo Markus. Akibat banjir, air memasuki ruang bawah tanah bangunan yang dibangun pada abad ke 11 itu. Hal ini membuat mosaik rusak dan karya seni mengalami korosi air asin. Kondisi tersebut membuat pejabat kota berencana membuat proteksi terhadap bangunan.
Rencananya di sekitar Basilika Santo Markus akan dibangun dinding kaca setinggi satu meter. Tujuannya mencegah air masuk ke ruang bawah tanah apabila terjadi banjir di masa mendatang. Dengan begitu barang-barang bersejarah di dalam bangunan tetap aman.
"Penghalang itu penting dan layak. Kami khawatir banjir akan kembali datang di November mendatang," ujar seorang pejabat basilika Pierpaolo Campostrini seperti yang dikutip dari Foxnews, Selasa (28/1/2020).
Dinding kaca setinggi satu meter dengan panjang sekira 150 meter akan mengelilingi Basilika Santo Markus di Venesia. Letaknya kurang lebih berjarak dua meter dari bangunan utama. Sebagian besar dinding kaca juga akan menggantikan pagar besi untuk menjaga wisatawan agar tidak terlalu dekat dengan fasad.
"Insinyur yang membuat dinding kaca ini telah berkonsultasi dengan Stazione Sperimentale del Vetro (Stasiun Eksperimental untuk Kaca) untuk menentukan jenis kaca yang bisa menahan banjir," kata Campostrini.
Proyek pembangunan dinding kaca diperkirakan menelan biaya 3,5 juta euro atau sekira Rp52,5 miliar. Saat ini proposal rencana pembangunan dinding kaca sedang menunggu persetujuan dari kantor urusan budaya kota. Tidak menutup kemungkinan terjadinya perubahan terkait perlindungan bangunan dari banjir.
