Wisatawan yang mengunjungi Candi Borobudur, khususnya bagi pengunjung sunrise dan sunset dilakukan deteksi suhu tubuh dengan alat pemindai suhu sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus corona.
"Semua tamu sunrise yang masuk kita deteksi dengan pengukur suhu nonkontak, thermal scanner, mulai pagi tadi," kata GM Manohara, Jamaludin Mawardi dilansir dari Antara, Jumat (6/3).
Jamaludin mengatakan, dengan alat tersebut, petugas bisa mengetahui suhu masing-masing wisatawan. Kalau suhu tubuh masih di bawah 37 derajat Celcius, maka suhu masih di ambang normal.
Namun, berdasarkan pengamatan tidak ditemukannya wisatawan yang suhu tubuhnya di atas 37 derajat Celcius. Kata Jamaludin, jika ditemukan wisatawan yang suhunya di atas 38 derajat celsius, maka akan disampaikan kepada pihak yang bersangkutan, kemudian dibawa ke ruang isolasi serta berkoordinasi dengan dokter.
"Begitu ditemukan misalnya 38 derajat, kita coba beritahu tamunya, dibawa ke ruang isolasi, terus kita panggilkan dokter puskesmas. Paling tidak nanti ada rujukan bisa ke RSUD Tidar yang sudah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan," jelas Jamaludin.
Jamaludin bilang, saat di Manohara pengunjung sunset Borobudur sudah diberi arahan tentang hal tersebut. Intinya waspada dan jangan panik. Kemudian, lakukan langkah antisipasi dengan meminimalisir kontak langsung dengan wisatawan yang sebagian besar merupakan wisatawan luar negeri.
Dia memisalkan, jika sebelum ini petugas membantu memakaikan sarung pada wisatawan, namun sekarang hanya diberi contoh kemudian pengunjung mengenakan sarung sendiri.
"Kami meminimalisasi kontak langsung dengan tamu, karena wisatawan sunrise ini sebagian wisatawan asing. Kontak yang selama ini terjadi biasanya saat pemakaian sarung. Mulai kemarin, sudah kita coba minimalisasi para tamu memakai sarung sendiri," kata dia.
