Kawasan Kota Tua Jakarta bisa menjadi tujuan wisata kamu ketika berada di DKI Jakarta. Destinasi wisata ini bisa memberikan pengalaman yang berbeda karena suasananya yang kental dengan gaya Eropa. Apalagi saat ini kawasan Kota Tua Jakarta menjadi zona rendah emisi atau Low Emission Zone.
Cuma kendaraan tertentu saja yang boleh melintas di sekitar Kota Tua, sehingga udaranya cukup bersih.
Sambil berjalan kaki, kamu bisa melihat sejumlah bangunan cagar budaya ala Eropa yang saat ini benyak dialihfungsikan sebagai museum. Salah satunya Museum Bank Indonesia yang berisi tentang sejarah serta pengetahuan moneter dan perbankan Indonesia, mulai dari zaman kolonial Belanda sampai sekarang.
Tapi siapa sangka kalau museum ini dibangung menggunakan material yang sangat langka?
Menilik ke belakang, pada 1625 silam pernah aad bangunan gereja sederhana di tempat ini. Gereja kemudian dibongkar tiga tahun kemudian atau pada 1628. Bekas bangunan gereja akhirnya menjadi tempat meriam besar ketika melawan ribuan tentara Sultan Agung yang menyerang Batavia.
Setelah itu, pada 1643 di lahan ini berdiri rumah sakit pertama di Batavia dengan nama Binnen Hospital.
Lebih dari 160 tahun rumah sakit ini berdiri dan kemudian ditutup pada tahun 1808.
Setelah berkali-kali berpindah tangan, akhirnya pada 1828 bekas rumah sakit ini disewa De Javasche Bank (DJB), sebuah bank swasta pertama di Hindia Belanda dan akhirnya dua tahun kemudian DJB membeli bangunan ini.
Berada di pusat perdagangan Batavia kala itu, DJB terus berkembang pesat dan kemudian membangun gedung baru yang menghadap sepanjang Jalan Pintu Besar Utara pada tahun 1910-1933. Pembangunannya melibatkan pemborong Hollandsch Beton Maatschappij.
Proses pembangunan ini menggunakan teknologi modern yang masih langka di Hindia Belanda seperti penggunaan mesin pancang untuk tiang pancang beton sebagai pondasi bangunan.
Begitu pula dengan bahan material yang berkualitas tinggi pada saat itu, yang belum pernah digunakan di Hindia Belanda.
Bahkan beberapa material didatangkan langsung dari Belanda. Seperti kaca patri, batu granit, lantai keramik dan dinding juga penutup atap.
Bangunan yang sarat nilai sejarah ini sebelum menjadi museum adalah bekas Bank Indonesia Kota. Berada di Jalan Pintu Besar Utara berhadapan dengan Stasiun Beos Kota, museum ini layak kamu kunjungi.
Enggak hanya sebagai lorong waktu mengetahui sejarah moneter dan perbankan. Tapi dengan menelusuri setiap bagian bangunan ini, kamu bisa melihat indahnya aliran neo klasikal yang cantik.