Stasiun Jakarta Kota atau Stasiun Beos berada di daerah Kota Tua, Jakarta Barat. Stasiun ini menjadi cagar budaya peninggalan kolonial Belanda yang masih berdiri kokoh dan dipertahankan bentuk aslinya.
Beos sendiri merupakan singkatan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij atau Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur. Namun ada juga yang menyebut Beos merupakan singkatan Batavia En Omstreken yang berarti Batavia dan sekitarnya.
Pembangunan Stasiun Jakarta Kota oleh pemerintah kolonial Belanda ini sebagai transportasi massal efektif meningkatkan perekonomian dibandingkan penggunaan kereta kuda dan perahu.
Stasiun dengan 12 jalur kereta ini merupakan karya besar arsitek Belanda kelahiran Tulungagung bernama Frans Johan Louwrens Ghijsels. Perpaduan antara modern barat dan tradisional dengan balutan art deco yang kental namun terkesan sederhana.
Siluet stasiun ini terlihat dari komposisi dengan bentuk atap dan ketinggian yang berbeda. Pilar-pilar baja untuk membangun stasiun dua lantai ini konon didatangkan langsung dari Belanda.
Jalur kereta pertama dibangun di Batavia pada 1871 yang hanya menghubungkan sekitar Glodok-Pinangsia dan Stasiun Beos sampai Stasiun Gambir.
Lalu pada 1873, dibuka jalur penghubung pertama Batavia-Buitenzorg atau Bogor sepanjang 60 km. Selain itu, stasiun Beos juga menghubungkan Batavia-Karawang.
Nama lain Stasiun Jakarta Kota adalah Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan dibangun pada 1870 lalu ditutup 1926 dengan alasan bangunan stasiun terlalu sederhana.
Baca: 5 Kereta Api Tercepat di Dunia, Milik Negara Mana Paling Kencang?
Stasiun ini lalu dioperasikan kembali setelah direnovasi pada 1929 hingga sekarang. Uniknya ketika diresmikan oleh Gubernur Jenderal ACD de Graeff ia melakukan ritual penanaman dua kepala kerbau sebagai tumbal.
Ternyata, pemerintah kolonial Belanda percaya mitos kepala kerbau sebagai pengusir roh jahat. Menjadi salah satu stasiun terbaik di belahan dunia timur kala itu, stasiun bernama lain Stasiun Benedenstad ini sekarang makin terlihat cantik setelah revitalisasi yang dilakukan di Kawasan Kota Tua.
Penampakan stasiun yang ada di halaman depan persis seperti penggambaran stasiun ini di masa Hindia Belanda dulu.
Artikel menarik lainnya:
- 5 Fakta Pecel Daun Jati Blora yang Ajib Banget, Punya Ciri Khas Pada Bungkusnya!
- Pantai Ulee Lheue, Lokasi Strategis untuk Menikmati Sunset di Aceh: View-nya Menakjubkan
- Tempe Dibungkus Daun Pisang Kenapa Lebih Enak Ketimbang Bungkus Plastik, Ini Alasannya!
- Mengenal Rumah Gadang, Dibangun Tak Pakai Paku yang Jadi Ciri Khas Suku Minangkabau
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.