Seribu “Banteng” Ngamuk di Kota Batu, Bukannya Takut Malah Jadi Tontonan Warga

- Senin, 8 Agustus 2022 | 11:02 WIB
Seribu
Seribu

Seribu banteng memenuhi jalanan di pusat Kota Batu, Jawa Timur, Minggu, 7Agustus 2022 pagi hingga sore. Mereka mengamuk bahkan saling seruduk di sepanjang jalan Panglima Sudirman. Bukannya takut, warga Kota Batu justru datang untuk menontonnya.

Seribu banteng tersebut memang bukan banteng yang sesungguhnya, melainkan salah satu kesenian tradisional yang banyak disukai oleh warga di wilayah Malang Raya dan sekitarnya. Namanya adalah kesenian Bantengan.

-
Seribu "banteng" mengamuk di Kota Batu. (Hasan Syamsuri/Z Creators)

Bantengan adalah sebuah seni pertunjukan dalam budaya Jawa yang menggabungkan unsur sendratari, kanuragan, musik, dan mantra yang sangat kental akan nuansa magis. Terlebih selama berlangsungnya kesenian Bantengan, aroma dupa dan kemenyan bakal menyeruak kemana-mana.

Kesenian Bantengan dimainkan oleh dua orang yang berperan sebagai kaki depan sekaligus pemegang kepala Bantengan, serta kaki belakang yang berperan sebagai ekor Bantengan. Kostum Bantengan terbuat dari kain dan topeng berbentuk kepala banteng yang terbuat dari kayu serta tanduk banteng.

-
Seribu "banteng" mengamuk di Kota Batu. (Hasan Syamsuri/Z Creators)

Dalam kesenian Bantengan, para pelaku Bantengan yakin bahwa permainannya akan semakin menarik apabila telah masuk tahap “trans”, yaitu ketika pemain pemegang kepala Bantengan mengalami kesurupan arwah leluhur Banteng (Dhanyangan).

Konon, kesenian Bantengan berasal dari Desa Made, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Kesenian ini diyakini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dengan bukti adanya relief pada salah satu candi di Mojokerto yang menggambarkan sebuah tarian dengan menggunakan topeng bantengan. 

-
Seribu "banteng" mengamuk di Kota Batu. (Hasan Syamsuri/Z Creators)

Karnaval Bantengan yang dinamakan ‘Bantengan Nuswantara’ ini, pertama kali digelar di Kota Batu pada 2008 dan kali ini merupakan event yang ke-14 tahun. Pesertanya ada 50 grup Bantengan di Malang Raya dan sekitarnya, serta ada juga partisipan dari luar negeri yakni Malaysia, Australia, Jepang, dan China.

“Karnaval Bantengan Nuswantara ini diikuti 50 grup Bantengan dari Malang Raya, masing-masing grup terdiri dari 30 orang. Sehingga diperkirakan total ada 1.500 peserta,” kata Agus Tubrun, panitia acara.

Mengusung tema “Sambung Roso Sambung Tresno” (Menyambung Rasa Menyambung Cinta), event ini dimaksudkan sebagai ajang silaturrahmi dan mempererat persaudaraan antar seniman Bantengan. Sekaligus sebagai upaya untuk melestarikan seni budaya di Nusantara.

Artikel menarik lainnya: 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

-
Z Creators

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X