Pantai Oetune bisa menjadi pilihan destinasi wisata jika kamu sedang berkunjung ke Pulau Timor, yang menjadi gerbang Nusa Tenggara Timur (NTT) karena ada ibukota provinsi dan menjadi area perbatasan antar negara Indonesia dan Timor Leste.
Oetune dalam bahasa setempat berasal dari kata Oe (Air) dan Tune (Gewang). Dahulu di tempat ini, ada pohon gewang yang lapuk dan tumbang.
Dari bekas pohonnya keluar air yang diambil dan kemudian digunakan. Hal itu diungkap oleh penjaga Pantai Oetune kepada tim Z Creators.
Baca juga: Asiknya Ngabuburit di Pantai Gope, Nikmati Senja Sambil Lihat Perahu Bersandar
Memasuki gerbang Pantai Oetune, tampak beberapa lopo (rumah khas warga Kabupaten TTS) berjejer rapi di antara pohon lontar dan kasuari (casuarina equasetifolia).
Pantai Oetune termasuk pantai selatan yang menawarkan pemandangan gulungan ombak yang tinggi dan susul menyusul, serta hamparan pasir coklat keabuan yang halus. Namun yang menjadi daya tarik utamanya adalah hamparan padang pasir luas bak padang gurun yang membentang luas pada sisi kiri pantai.
Untuk mencapai bagian ini, kita harus berjalan kaki sekitar 8-10 menit, bagian ini sangat menarik karena luasnya padang pasir menyatu dengan sejumlah pepohonan dan view pantai.
Pasir disini sangat halus, sehingga dapat dengan mudah diterbangkan oleh angin, jadi sebaiknya menggunakan kacamata. Area ini juga menjadi surga bagi para pemburu matahari terbit atau sunrise.
Pantai ini terletak di Tuafanu, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Dari Kota Kupang memerluhkan total waktu perjalanan sekitar 3,5 – 4 dengan kendaraan pribadi.
Sepanjang perjalanan menuju pantai, mata akan disuguhkan dengan bentangan alam, seperti persawahan, jalan menuru dan menanjak dengan view perbukitan.
Baca juga: Pesona Pantai Boisae, Surganya Landscape di Pulau Timor: View-nya Memukau!
Harga untuk masuk Pantai Oetune tergolong murah meriah. Pengunjung cukup membayar Rp3.000 per orang serta parkir kendaraan Rp2.000 - Rp5.000.
Di lokasi objek wisata itu juga dibangun sarana MCK (mandi, cuci, dan kakus), terdapat satu unit sumur air tawar, sudah ada masyarakat yang berjualan pada lapak sederhana yang dibangun dekat pintu masuk.
Begitu tiba, biasanya pengunjung akan dihampiri oleh anak-anak yang biasanya menawarkan air kelapa atau "saiboak". Adakalanya mereka juga menawarkan untuk menemani ke padang pasir, dan membantu pengunjung untuk mengambil gambar. Kamu bisa kasih tip seikhlasnya saja.