Jika kamu berkunjung ke Yogyakarta, sempatkanlah wisata sejarah ke Monumen Plataran. Letaknya di Dusun Plataran, Selomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Monumen ini sangat bersejarah, dibangun untuk mengenang tragedi gugurnya para taruna Akademi Militer Indonesia melawan Belanda pada 24 Februari 1949.
Monumen Plataran adalah saksi bisu kisah perjuangan berani para taruna Akademi Militer pada masa Agresi Militer II yang dimulai akhir tahun 1948. Menurut cerita, setelah para anggota Akademi Militer berpindah Markas karena keadaan Kota Yogyakarta telah diserbu tentara Belanda, mereka berpindah markas ke daerah Selomartani, Kalasan.
Lalu pada 22 Februari 1949 Letnan Abdul Djalil tertembak saat patroli bersama pasukannya, dan berpapasan dengan patroli Belanda. Dari buku harian beliau yang dirampas Belanda, terungkaplah lokasi markas-markas pasukan Indonesia di daerah Selomartani.
Pertempuran hebat terjadi di titik pertempuran, para pasukan tentara Indonesia melakukan perlawanan terhadap Belanda. Namun, Belanda yang saat itu telah memiliki pesawat, menjatuhkan bomnya sehingga menewaskan beberapa Taruna Akademi Militer dan Perwira.
Patung yang berdiri di Monumen Plataran sendiri adalah patung Letnan Hussein seorang pemimpin TNI, yang gugur ditangan Belanda. Dibawahnya terdapat nama-nama pejuang yang gugur pada pertempuran tersebut.
Di pekarangan monumen ada 8 patung garuda yang dikendarai oleh taruna, memiliki makna permohonan doa kepada Tuhan, agar arwah para pejuang diterima di sisi-Nya. Para Taruna yang masih menempuh pendidikan, membuktikan perjuangannya sampai titik darah penghabisan untuk bakti pada Ibu Pertiwi.
Tempat ini terasa sangat sakral dan tenang, hingga tak jarang dikunjungi untuk ziarah dan karya bakti para taruna Akmil. Monumen ini tampak megah berdiri, dengan rindangnya pepohonan dan rerumputan menambah kesan tenang dan damai. Sangat direkomendasikan untuk wisata sejarah sekaligus bisa mendoakan para pejuang kita yang telah gugur di pertempuran.
Jam buka monumen adalah setiap hari pukul 09.00-17.00 WIB. Pengunjung hanya dikenakan biaya kebersihan dan pemeliharaan seikhlasnya.
Artikel menarik lainnya:
- Unik, Monumen Kota Ini Berbentuk Tombak, Ada 3 Unsur Islam di Dalamnya
- Disakralkan! Monumen Buaya Putih Dipercaya Jelmaan Tokoh Penting, Siapa?
- Monumen ‘Sakral’ Ini Jadi Saksi Bisu Keganasan Pemberontakan PKI di Madiun
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indonesia. Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini .