Indonesia dikenal memiliki sejuta pesona dan cerita, juga permasalahan sosial, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Karenanya, tidak sedikit orang yang kepingin keliling Indonesia, menikmati pesona-pesona tersebut seraya menemukan masalah sosial yang selama ini tidak terangkat ke permukaan.
Namun, untuk mewujudkan keinginan itu, banyak orang yang terkendala banyak hal. Selain faktor waktu, juga dibutuhkan teman di dalam perjalanan. Teman akan membuat perjalanan menjadi lebih seru dan bermakna, sekaligus membuat kita tidak merasa kesepian dan lebih berani di perjalanan.
Kamu yang sudah lama memendam keinginan itu mungkin bisa ikut bergabung dengan jurnalis senior Farid Gaban dan Dandhy Dwi Laksono. Mereka berdua berencana keliling Indonesia lagi dalam waktu dekat. Ajakan itu pun mereka sampaikan melalui akun media sosial mereka masing-masing.
Untuk diketahui, Farid dan Dandhy sudah pernah melakoni misi tersebut dua kali, yakni pada tahun 2009 yang mereka namai dengan 'Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa' dan 'Ekspedisi Indonesia Biru' pada tahun 2015.
Sama seperti dua ekspedisi sebelumnya, mereka kembali berencana keliling Indonesia dengan motor bekas.
"Saya dan Dandhy Dwi Laksono berencana keliling Indonesia (lagi). Bersepeda motor. Menggabungkan kenangan Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa (2009) dan Ekspedisi Indonesia Biru (2015) ke dalam tema baru keindonesiaan. Ada yang tertarik mau ikut?" tulis Farid, dikutip pada Minggu (23/1/2022).
Pada 'Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa' tahun 2009, Farid didampingi oleh jurnalis senior Ahmad Yunus, sedangkan Dandhy mendampingi sebagai videografer. Mereka berkeliling Indonesia dengan motor bekas selama satu tahun penuh.
Sedangkan pada 'Ekspedisi Indonesia Biru' tahun 2015, Dandhy Laksono yang terinspirasi dari 'Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa', berangkat bersama fotografer Suparta Arz alias Ucok, juga dengan sepeda motor bekas yang mereka beli dengan uang tabungan, dari 1 Januari 2015 hingga 31 Desember 2015.
"Banyak yang menyatakan ingin ikut setelah melihat Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa (2009) dan Ekspedisi Indonesia Biru (2015). Jika dua ekspedisi digabung dan ada peluang anggota tim baru, berapa orang yang benar-benar serius ingin ikut?" tulis Dandhy.
Berbeda dengan 'Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa' yang berangkat dari premis untuk menyelami dan mengagumi Indonesia sebagai negara kepulauan dan negeri bahari, 'Ekspedisi Indonesia Biru' bertolak demi mendapatkan tangkapan gambar dan tayangan yang menceritakan berbagai kekayaan alam dan sosial Indonesia.
Secara tegas Dandhy mengatakan bahwa perjalanan yang biaya modalnya ia tabung sejak 2009--2010 dan tanpa bantuan pihak sponsor manapun itu, bukan bertujuan untuk menambah katalog destinasi wisata yang ada di Indonesia.
Tidak tanggung-tanggung, Dandhy haqulyakin mengatakan bahwa benang merah pelosok negeri yang dikunjunginya adalah lokasi-lokasi konflik sosial terkait sumber daya alam (SDA).
"Mitos Indonesia kaya itu harus dibongkar. Mitos Indonesia kaya, tetapi gagal memanfaatkannya. Benang merahnya adalah konflik SDA, perebutan akses SDA. Menurut Vananda Shiva akses terhadap SDA merupakan akar permasalahan kemiskinan," kata Dandhy dalam sebuah bincang santai selepas kepulangannya di Kantor Watchdoc, Bekasi, Kamis (31/12/2015), dikutip dari Antara.
Bagaimana, apakah kamu tertarik bergabung dengan Farid Gaban dan Dandhy dalam ekspedisi kali ini?
