Mungkin sebagian orang sudah pernah mendengar bahkan juga pernah berkunjung ke Istana Siak Sri Indrapura yang berlokasi di Jalan Sultan Syarif Kasim, Kampung Dalam, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Istana ini juga memiliki nama lain yaitu Istana Asserayyah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur. Bahkan, saat ini Istana Siak Sri Indrapura sendiri sudah berstatus sebagai cagar budaya yang ditetapkan pada 3 Maret 2004 silam.
Istana Siak mengadopsi gaya arsitektur Eropa, India, Arab dan Melayu tradisional. Interior di dalamnya pun sangat memesona setiap pengunjung yang datang. Dan ditambah lagi dengan banyaknya barang-barang peninggalan yang bersejarah dan juga unik.
Maka dari itu, enggak heran kalau banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Siak (Riau) untuk melihat langsung keindahan dari Istana tersebut.
Adapun salah satu barang bersejarah dan unik yang ada di istana siak yaitu alat musik semacam gramofon, yang dinamakan Komet. Alat musik ini sudah ada di istana sejak 1986. Konon, alat musik ini dibawa oleh Sultan Siak ke XI bernama Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil dari Jerman. Alat musik ini hanya ada dua di dunia, lho!
Selain keindahan dan aneka benda bersejarahnya, ada satu barang peninggalan yang belum banyak diketahui orang, yakni sebuah lemari besi besar yang berdiri kokoh di bagian belakang istana dan enggak bisa dibuka sampai sekarang.
Lemari besi ini sendiri memiliki bobot 300 kilogram, dan tersimpan secara terbuka di bagian belakang istana. Warnanya hitam, berukuran 0,5 x 1,2 meter dengan perawakan yang biasa saja.
Karena penasaran Tim IDZ Creators, Rivo Wijaya menemui salah satu warga sekitar bernama Ujang dan menggali informasi terkait teka teki lemari besi di dalam istana.
Menurut Ujang lemari besi tersebut memang enggak pernah dibuka semenjak kuncinya dibuang ke laut oleh Sultan Syarif Khasim II Siak yang terakhir, waktu menjadi penasehat Presiden Soekarno, tahun 1945 sampai dengan 1950.
"Jadi menurut cerita, dahulunya lemari besi tersebut pernah dibawa ke Jakarta dan akhirnya dipulangkan lagi ke Riau untuk mengambil kuncinya. Namun dalam perjalanan ke Riau, Sultan membuang kunci tersebut. Dan semenjak itulah lemari tersebut tidak pernah bisa dibuka," ungkap Ujang.
Bahkan, sambungnya, pihak keturunan kerajaan maupun pemerintah kabupaten Siak sendiri juga sudah pernah mencoba untuk membuka lemari besi tersebut dengan mendatangkan ahli kunci dan orang pintar.
"Akan tetapi, segala upaya yang mereka lakukan tidak ada satu pun yang berhasil untuk membuka lemari besi tersebut. Bahkan dulunya lemari tersebut juga pernah dibuka dengan cara dibor, dilas, dicongkel, bahkan didoakan, namun tidak bisa juga untuk dibuka," terangnya.
Sampai-sampai, ucapnya lagi, pernah ada sayembara untuk membuka dan sekaligus mengungkap rahasia di balik lemari besi tersebut. Sayembara itu telah ada sejak tahun 1950an dan masih berlaku hingga kini.
"Walau begitu, upaya membuka dengan menggunakan bahan peledak sangat dihindari, mengingat usia benda-benda misterius di dalam lemari besi tersebut. Intinya upaya membuka lemari besi ini masih menjadi teka-teki sampai saat ini," tuturnya.
