Masjid Agung An Nur berdiri dengan gagah di Jalan Pahlawan Kusuma Bangsa, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Masjid terbesar dengan luas bangunan 408,98 meter persegi ini menjadi pusat syiar agama Islam, tempat wisata religi dan merupakan masjid kebanggaan warga Pare.
Nama “An Nur” sendiri diambil dari nama seorang pejuang Islam asal Pare yakni Kyai Nur Wahid, sebagai bentuk penghormatan. Secara harfiah, nama An Nur berarti Cahaya. Karena itu diharapkan masjid ini bisa menjadi sumber atau pembangkit cahaya keimanan bagi masyarakat sekitar.
Dirancang oleh arsitek asal Amerika Serikat, John Portman, masjid yang berdiri di atas lahan seluas 4 hektare ini memang memiliki arsitektur yang indah. Konsep Jawa klasik dengan atap masjid berbentuk tajug (limas bersusun) yang tampak seperti piramida, membuat masjid ini terlihat sangat unik.
Memadukan seni bangunan khas jawa klasik dengan sentuhan modern, keindahan arsitektur masjid ini pernah diakui dunia. Kerajaan Arab Saudi memilihnya sebagai juara pertama sayembara internasional kategori Perancangan Arsitektural Masjid dan Pemanfaatan Teknologi Modern dalam Arsitektur Masjid.
Konsep joglo yang ditunjang oleh empat soko guru yang dimodifikasi, berhasil mengantarkan masjid berkapasitas 4 ribu jamaah ini sebagai pemenang sayembara yang digelar dalam rangka memperingati 100 tahun lahirnya Kerajaan Arab Saudi pada akhir Januari 1999 lalu.
Pada bagian dalam ruang utama masjid, terlihat sangat bersahaja. Tidak terlalu banyak menggunakan detail ornamen, termasuk pada mihrab masjid. Mihrab hanya dibentuk dari tiga lapis garis lengkung sebagai pembeda dengan bagian lain. Mimbar yang diletakkan di mihrab pun juga cukup sederhana.
Desain ruangannya pun dibuat model terbuka dengan dinding-dinding kaca, sehingga bisa hemat tenaga listrik. Sebab pencahayaan alami dari luar bisa bebas menerobos ke dalam ruangan masjid.
Uniknya lagi, bedug yang biasanya diletakkan di serambi masjid, namun di masjid ini justru ada di ruang utama. Tempat wudhu berbentuk kerucut yang terpisah dari bangunan utama masjid, juga tak kalah uniknya.
Selain memiliki halaman dan lahan parkir yang luas, Masjid Agung An Nur juga dilengkapi fasilitas pendukung. Diantaranya Islamic Center, Kantor Sekretariat, Kantor Urusan Agama (KUA)dan taman yang biasanya menjadi tempat piknik bagi para jamaah setelah beribadah.
Sayangnya, 23 tahun pasca dinobatkan sebagai pemenang sayembara, masjid yang dibangun dengan biaya Rp200 miliar itu. Kini kondisinya sudah tidak sebagus dulu lagi bahkan terkesan kurang terawat. Beberapa bagian atap masjid mulai rusak, pun begitu dengan ubin di halamannya banyak yang pecah.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.