Jika dilihat sekilas banyak yang enggak yakin jika bangunan ini adalah sebuah masjid. Pendapat banyak orang tersebut enggak salah karena bangunan dengan gaya Eropa klasik ini enggak punya ciri-ciri seperti kebanyakan. Salah satunya enggak ada kubah yang menjulang ke langit.
Namun bangunan yang berlokasi di Jalan Taman Cut Meutia Nomor 1 ini memang sebuah masjid. Bangunan ini bernama Masjid Cut Meutia yang menyimpan sejarah panjang sebelum menjadi masjid.
Saat pertama digunakan pemiliknya, bangunan ini adalah kantor arsitek asal Belanda bernama Naamloze Vennootschap Bouwploeg. Keberadaan kantor ini bukan tanpa alasan, karena Naamloze Vennootschap Bouwploeg adalah kantor arsitek yang mengembangkan kawasan Gondangdia. Menteng, Jakarta Pusat.
Setelah merebut kemerdekaan bangunan ini beberapa kali berubah fungsi. Dari kantor KAI (Kereta Api Indonesia), MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) hingga Kantor Urusan Agama (KUA) di awal kemerdekaan.
Alih fungsi bangunan peninggalan Belanda ini menjadi masjid bermula dari keluhan umat muslim Kebon Sirih-Gondangdia yang kesulitan beribadah. Jenderal Besar AH Nasution lalu berinisiatif menjadikan bangunan tersebut sebagai masjid.
Enggak perlu menunggu lama Gubernur DKI Jakarta saat itu Ali Sadikin memberikan kepastian hukum fungsi Masjid Cut Meutia melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 5184/1987 tertanggal 18 Agustus 1987.
Karena memang dibangun bukan untuk masjid, otomatis susunan saf salat dan mimbar Masjid Cut Meutia memiliki keunikan. Pasalnya susunan saf salat enggak sejajar dengan tembok dengan kemiringan 15 derajat. Sedangkan mimbar ustaz berada di sisi kiri jemaah bukan di tengah.
Singkat cerita ke masa kini, Masjid Cut Meutia kini diramaikan dengan kegiatan remaja. Salah satu kegiatan populernya adalah Ramadan Jazz Festival. Masjid Cut Muetia punya dua lantai untuk salat. Gedungnya pun enggak banyak perubahan, masih seperti zaman kolonial Belanda.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.