Masjid Agung Djenne Afrika merupakan salah satu masjid yang dibangun material tanah liat. Menariknya, meski materialnya didominasi dengan tanah liat, namun masjid tersebut berhasil dibangun dengan ketinggian hampir 20 meter.
Masjid ini juga dibangun di atas lahan seluas 91 meter. Masjid ini menjadi salah satu karya terbaik arsitektur Sudano-Sahel.
Lokasi masjid yang terbuat dari Tanah Liat ini sendiri diketahui berada di pedalaman gersang gurun Sahara di Mali Selatan. Masjid Djenne dibangun pada abad ke-13 dan sudah diakui menjadi situs warisan dunia oleh UNESCO tahun 1998.
Dinding masjid terbuat dari batu bata tanah liat
Dinding Masjid Djenne terbuat dari batu bata tanah liat yang dijemur di bawah sinar matahari atau warga setempat biasa menyebutnya ferey. Dinding bangunan juga dilapisi pipa-pipa yang disebut toron dan terbuat dari kumpulan batang pohon palem.
Fungsi batang pohon palem itu adalah untuk menjadi pijakan warga setempat ketika melakukan perbaikan yang dilakukan setiap tahunnya. Masjid ini sendiri lokasinya dekat dengan sungai Bani yang sering mengalami banjir. Kondisi tersebut seringkali membuat beberapa bagian masjid rusak.
Bangunan asli masjid berasal dari tahun 1200-1300
Sebenarnya, bangunan asli masjid ini sudah berdiri dari tahun 1200-1300. Namun, bangunannya sudah rusak karena erosi dan hujan terus menerus.
Jadi, yang selama ini kita kunjungi adalah masjid tiruan yang dibuat semirip mungkin dengan bangunan aslinya. Meski demikian, renovasi tetap dibangun semirip mungkin dengan bangunan aslinya.