Industri Pariwisata Indonesia Harus Siap Hadapi Persaingan Digital

- Jumat, 11 Oktober 2019 | 15:34 WIB
Suasana salah satu lokasi wisata di Bali dengan latar belakang Gunung Agung. (Reuters/Darren Whiteside)
Suasana salah satu lokasi wisata di Bali dengan latar belakang Gunung Agung. (Reuters/Darren Whiteside)

Terhitung mulai 22 September 2019 lalu, perusahaan perjalanan tertua di dunia asal Inggris Thomas Cook, yang juga mengelola hotel, resort dan penerbangan, dinyatakan bangkrut. 

Bangkrutnya perusahaan yang berusia 178 tahun tersebut, disesalkan Pemerintah Inggris. Bahkan, Inggris menggelar operasi dengan sandi Operasi Matterhorn, operasi darurat yang ditujukan untuk memulangkan konsumen Thomas Cook di luar negeri. 

Industri pariwisata Indonesia pun ikut terdampak, khususnya di Bali, dimana ada sekitar 16 hotel yang terkoneksi dan menyediakan jasa layanan pariwisata dengan Thomas Cook. Nilai kerugiannya pun lumayan. 

"Ada 16 hotel yang menjalin kerjasama (dengan Thomas Cook). Rata-rata hotel besar, biasanya hotel bintang 3 hingga bintang 5. Yang penting kalau turis Eropa itu (penginapan) pinggir pantai," jelas Ketua Bali Tourism Board Ida Bagus Agung Partha Adyana.

-
(Reuters/Phil Noble)

 

Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gianyar tengah harap-harap cemas, lantaran Thomas Cook masih memiliki hutang yang belum dibayarkan kepada  sejumlah hotel di Ubud, Gianyar, Bali paska pernyataan bankrut.

"Ada sekitar 10 hotel di Gianyar yang bekerja sama dengan dia (Thomas Cook). Sebelum tutup, (Thomas Cook) sangat berpengaruh. Setahun bisa mengisi hotel sampai 15-20 persen," jelas Ketua PHRI Gianyar Pande Mahayasa Adityawarman, Kamis (10/10).

Nilai utang Thomas Cook terhadap hotel-hotel di Gianyar diperkirakan PHRI Gianyar menyentuh angka Rp10 miliar. Sebab, ada hotel yang diutangi hingga Rp4 miliar namun ada juga yang hanya diutangi Rp500 juta.

Dilihat dari situs thomascook.in pada Jumat (11/10), Bali masih jadi destinasi utama yang dijual oleh Thomas Cook. Sejumlah paket yang ditawarkan mulai dari Water Sport Activities, Simply Bali Villa Special, Romantic Bali, Bali Gateway (include new year dates), hingga paket wisata yang dikemas gabungan, Fusion Malaysia and Bali. Harganya mulai dari 40.997 Poundsterling hingga 73.687 Poundsterling.

-
(thomascook.in)

 

Thomas Cook sendiri merupakan salah satu biro perjalanan asing yang sejak lama, sekitar tahun 1970-an, membawa turis yang kebanyakan asal Eropa ke Bali. Selain permasalahan utang dan ketidakpastian geopolitik, salah satu penyebab Thomas Cook bangkrut adalah persaingan dari sisi online. 

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata sudah meminta pelaku industri pariwisata di Tanah Air, untuk bersiap menghadapi persaingan industri pariwisata 4.0. Termasuk di dalamnya adalah para perusahaan perjalanan wisata dan akomodasi hotel.

"Suka tidak suka, industri pariwisata harus mengikuti perubahan pasar yang bergeser ke arah digital. Pilihannya dua, menghadapi persaingan atau bekerja sama. Perubahan customer behavior dalam industri pariwisat bisa terlihat, ketika 70 persen pasar melakukan 'search and share' melalui digital. Industri travel agent sudah tidak bisa lagi mengandalkan 'walk in service' untuk reservasi tiket dan pilihan paket wisata. Semua sudah berubah dengan digital," jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya beberapa waktu lalu.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X