Gelaran Festival Karangasem Dapat Meningkatkan Wisatawan ke Bali

- Senin, 14 Oktober 2019 | 15:22 WIB
Acara di Karangasem World Music Festival 2019.  (Kemenpar)
Acara di Karangasem World Music Festival 2019. (Kemenpar)

Pasca Meningkatkan Aktivitas Gunung Agung, Karangasem World Music Festival 2019 yang digelar pada 11-13 Oktober 2019 kemarin diharapkan bantu pulihkan pariwisata Bali. 

Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri mengatakan, Karangasem World Music Festival merupakan bagian yang terintegrasi dari program aktivasi branding Karangasem. Program itu yakni The Spirit of Bali, yang berfokus pada pengelolaan dan pengembangan sumber daya sehingga menjadi manfaat bagi masyarakat Karangasem dan pengalaman berharga bagi wisatawan.

“Karangasem World Music Festival 2019 menjadi satu rangkaian utuh dengan program acara lain yang memunculkan dimensi baru pariwisata di Karangasem,” ujarnya.

Program ini telah dijalankan sejak 2016 sampai 2018 dan tercatat berhasil membawa Karangasem untuk dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mencapai hampir 200 persen. Karenanya, Karangasem akan terus mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru yang relevan dengan dinamika zaman, dalam mengembangkan destinasi dengan mengajak para pemangku kepentingan yang lain.

-
Karangasem World Music Festival 2019. (Kemenpar)

Karangasem World Music Festival dikemas untuk menjembatani persaudaraan dan keragaman lewat musik, dengan asosiasi memadukan irama Segara-Gunung. 

"Hal ini dipercaya dapat mengedepankan semangat tersebut, diharapkan terbangun solidaritas dan apresiasi yang akan membawa pada kehidupan yang lebih baik," kata Panitia Karangasem World Music Festival 2019, Ida Bagus Agung Gunarthawa yang di kutip dari laman Kemenpar.go.id

Dalam peradaban Bali, momentum khusus yang dikenal dengan Hari Raya Tumpek Krulut ini dipercaya dapat menjaga harmoni ruang musikal tubuh dengan alam semesta. Momentum istimewa ini diperingati setiap 210 hari sekali.

"Menurut kalender solar-lunar system, fenomena itu terjadi manakala penanggalan Bali menunjuk hari Saniscara atau Sabtu Kliwon dalam wuku Krulut atau pekan ke-17. Wujud prosesionalnya berupa pemuliaan terhadap instrumen musik Bali tradisional yang dinamakan gamelan,” ungkapnya.

Ida Bagus Agung Gunarthawa lanjut mengakatan, gamelan sebagai orkestra Bali tidaklah semata-mata menghamparkan rasa religius-spiritual. Dalam konteks sosio-politik, gamelan juga menjadi sedemikian jelas dan jernih mengetengahkan demokrasi.

“Semua instrumen diberi hak mengeluarkan nada dan suaranya masing-masing. Namun, semua akhirnya dibingkai dalam satu payung bernama irama, sehingga terciptalah komposisi yang indah dan harmonis,” katanya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X