Berabad-abad silam, Anatolia atau Asia Kecil yang kini menjadi wilayah Turki, pernah dikuasai beberapa kerajaan dan monarki kuno. Antara lain Kerajaan Het, Lydia, Romawi, Bizantium (Romawi Timur), Dinasti Seljuk dan Kekaisaran Turki Utsmani (Ottoman).
Jejak peradaban setiap monarki masih bisa ditemukan di berbagai wilayah Turki. Salah satunya di Denizli. Tepat di jantung kota, terdapat Kaleici Bazaar yang berarti pasar di dalam kastil.
Kastil dibangun antara tahun 1243-1250, untuk melindungi kota dari pendudukan musuh. Kastil dikelilingi tembok kota setebal satu meter dengan panjang 800 meter, dibangun pada periode Bizantium.
Sebagian tembok runtuh, hanya menyisakan 80 meter yang masih berdiri kokoh hingga kini. Permukiman pertama di dalam kastil terbentuk abad ke-11, di masa Dinasti Seljuk.
Penduduk Laodikea menyelamatkan diri dari gempa bumi yang mengguncang kota kuno tersebut, lalu menetap di kastil. Laodikea berjarak sekitar 5 km dari kastil.
Setelah Kekaisaran Ottoman menguasai wilayah Anatolia, kastil berkembang menjadi bazar (pasar). Berbeda dengan kastil bersejarah lain yang dijadikan museum, kastil di Denizli masih berfungsi sebagai bazar hingga saat ini.
Baca juga: Bukan Grand Bazaar, Belanja Oleh-oleh Khas Turki di Sini: Bisa Lihat 2 Benua Sekaligus!
Bazaar berusia 8 abad ini merupakan yang tertua di Denizli. Bazaar memiliki 5 gerbang, 7 air mancur, 6 tempat wudhu, 2 musala dan mata air di bawah Masjid Kursunlu.
Ada ratusan toko dan ribuan produk berbeda di sini mulai dari tekstil, sepatu, kerajinan tembaga, timah, kendi tembikar dan ukiran, kain tenun tradisional, suvenir, barang-barang antik, parfum, rempah-rempah sampai perhiasan.
Ada juga restoran dan kafe, yang menawarkan menu dan vibes tradisional Turki. Bazaar Kaleici enggak hanya jadi destinasi belanja turis mancanegara. Warga lokal juga datang ke sini untuk memenuhi kebutuhan, mulai dari makanan sampai perlengkapan sunat dan nikah.
Bazaar seluas 280x160 meter ini telah direkonstruksi, tanpa mengubah bentuk aslinya. Dindingnya dibangun menggunakan batu travertine, yaitu batu kapur yang terbentuk melalui proses pengendapan kalsium karbonat.
Batu alam nan eksotis ini melimpah di wilayah Denizli. Trotoar di luar bazaar juga direvitalisasi menggunakan batu travertine dan andesit. Menyusuri bazar bersejarah dan sekitarnya, seperti memasuki lorong waktu.
Jalan-jalan sempit dan bangunan tua, mengajak siapapun membayangkan kehidupan 800 tahun silam, saat permukiman pertama baru terbentuk.
Artikel menarik lainnya: