Masjid-masjid tua di Pantai Gading masuk ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO. Masjid itu adalah masjid yang terbuat dari tembikar yang dibangun di Kekaisaran Mali pada tujuh abad lampau.
Melansir situs resmi UNESCO, masjid-masjid di Pantai Gading itu dinilai sebagai saksi penting bagi perdagangan trans Sahara. Masjid itu berperan penting dalam penyebaran agama hingga budaya Islam dengan mempunyai arsitektur perpaduan antara budaya Islam dan lokal serta memiliki gaya yang sangat khas.
Dilaporkan, masjid itu dibangun dari tanah liat dengan penopang kayu yang menonjol dan campuran dari telur burung unta. Bentuk menaranya pun didesain meruncing. Delapan masjid yang masuk ke dalam daftar Warisan Dunia UNESCO itu merupakan bangunan terbaik dari 20 masjid serupa yang tersisa di seantero Pantai Gading.
????BREAKING!
— UNESCO ????? #Education #Sciences #Culture ???????????? (@UNESCO) July 27, 2021
Sudanese style mosques in northern #CotedIvoire????????recognized as @UNESCO #WorldHeritage site.
Bravo!????
?? https://t.co/X7SWIos7D9 #44WHC pic.twitter.com/POaqI2Wo09
Masjid-masjid itu pun terletak di Tengréla, Kouto, Sorobango, Samatiguila, M'Bengué, Kong, dan Kaouara. Jumlah tersebut dilaporkan berkurang drastis dibandingkan abad 20 yang jumlah masjid serupa masih ratusan.
Menurut pihak UNESCO, masjid-masjid di Pantai Gading itu pun menampilkan interpretasi gaya arsitektur yang berasal dari abad ke-14 di Kota Djenne, bagian dari Kekaisaran Mali. Gaya itu pun menyebar ke Sudan pada abad ke-16 dan dikembangkan dengan beradaptasi dengan iklim yang lebih basah.