Tambora, Jakarta Barat adalah wilayah yang padat penduduk. Terkurung beton mal dan apartemen Tambora adalah salah satu lokasi terpadat di Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat ada sedikitnya 250.000 kepala keluarga berhimpitan di kawasan seluas 5,48 km persegi.
Dengan kata lain dalam satu meter persegi ada empat jiwa. Tiap anggota keluarga bergantian tidur dengan anggota lain. Dengan fakta tersebut Tambora diklaim sebagai kawasan terpadat di Asia Tenggara.
Di Kecamatan Tambora sendiri terdiri atas 11 kelurahan, 96 RW dan 1.082 RT. Ada 11 kelurahan di Kecamatan Tambora yaitu, Tanah Sareal, Tambora, Roa Malaka, Pekojan, Jembatan Lima, Krendang, Duri Utara, Duri Selatan, Kali Anyar, Jembatan Besi, dan Angke.
Kepadatan Tambora terlihat dari lorong-lorong gang kawasan ini. Tidak ada jarak antar rumah di sini. Lorong-lorong gang di Tambora pun terlalu sempit untuk dilintasi pejalan kaki. Salah satu gang yang terkenal di Tambora adalah Gang Venus.
Media asing sampai menyebut tidak ada cahaya matahari di Gang Venus. Saking padatnya tak ayal kawasan ini acap kali mudah kebakaran karena hunian yang dibentuk dari bahan semi permanen seperti triplek dan seng.
Nama Tambora sendiri berasal dari nama Masjid Tambora yang terletak di Jalan Bandongan Masjid No 11. Tidak mengherankan nama masjid tersebut Tambora karena dibangun oleh pemuka agama asal Sumbawa, NTB, provinsi di mana Gunung Tambora berasal. Masjid ini sudah ada sejak abad ke-17.