Bayar Pakai Uang Kerokan! Ini Tempat Berburu Jajanan Langka, Bikin Nostalgia

- Rabu, 23 Februari 2022 | 13:10 WIB
Menjual aneka jajanan jadul (Eksani/IDZ Creators)
Menjual aneka jajanan jadul (Eksani/IDZ Creators)

Pasar Ngatpaingan, di Desa Gedangan, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, jadi pengobat rindu para pecinta jajanan tempo dulu. Uniknya, sebelum masuk ke pasar ini kamu wajib menukarkan terlebih dahulu uang Rupiah dengan koin benggol yang sudah disiapkan pengelola di depan pintu pasar.

Koin benggol adalah mata uang jaman Hindia Belanda dan dicetak sejak 1856 saat masa pemerintahan VOC hingga 1945. Koin Benggol berlaku hingga zaman kemerdekaan, sekitar tahun 1950-an.

-
Pengunjung menukarkan koin benggol (Eksani/IDZ Creators)

Di pasar yang berlokasi di Kampung Wisata Dangean ini, koin satu benggol harganya Rp5 ribu, pengelola sudah menyiapkan 10 koin dalam satu karet, namun kamu boleh juga menukarkan separuhnya saja. Bahkan kalau koin benggol enggak habis bisa ditukarkankan kembali uang diganti uang Rupiah.

Ada sebanyak 33 pedagang berbaju tradisional, yang berjualan di area seluas 1.500 meter persegi di Pasar Ngatpaingan. Pasarnya berdesain tempo dulu, dengan stan kayu sederhana.

-
Pedagang berkostum kebaya jaman dulu (Eksani/IDZ Creators)

Sejadul tempatnya, makanan yang dijajakan juga seketika bikin nostalgia. ada gemblong cotot, utri, lemet, singkong goreng, nasi jagung, pecel gendar, sawut, grontol, tahu susu sapi murni, soto ayam dan aneka menu tradisional lainnya yang telah langka.

-
Grontol, salah satu menu jadul di pasar ini (Eksani/IDZ Creators)

Enggak hanya itu, pasar ini juga terkenal sebagai pasar ramah lingkungan karena untuk mengurangi sampah plastik, pedagang wajib menggunakan daun dan keranjang untuk membungkus makanan.

-
Aneka menu dibungkus di keranjang (Eksani/IDZ Creators)

Salah satu pedagang bernama Puji Astuti mengaku sudah berjualan di pasar ini sejak 2018. Adanya pasar ini diakuinya sangat membantu roda perekonomian dirinya, meski nominalnya berkurang sejak pandemi.

“Alhamdulilah bisa menambah pemasukan, dulu sebelum pandemi bisa dapat Rp1.100.000 sampai Rp.1.200.000, namun saat pandemi ini hanya Rp800 ribu saja,” ujarnya.

-
Jajanan apem yang dijual di pasar ini (Eksani/IDZ Creators)

Pasar Ngatpaingan sengaja didesain ala tempo dulu demi mempopulerkan budaya tempo dulu dengan cara kekinian ke generasi milenial, hal ini diungkapkan oleh Masturi, salah satu pengelola Kampung Wisata Dangean.

“Dulu saat generasi kami makan makanan tradisional. Nah di pasar ini semua menu jaman dulu banget mayoritas dari singkong, selain itu para pedagangnya kami atur untuk menggunakan pakaian tradisional.” Ujar Masturi.

Meski omzet menurun, hal ini enggak mengurangi antusias pedagang dan pembeli di pasar ini.

“Dulu sebelum pandemi rata rata omset semua pedagang Rp29 juta dan saat pandemi seperti hari ini omzet seluruh pedagang mencapai Rp21, 2 juta, nantinya uang tersebut akan dibagikan sesuai koin benggol yang mereka dapatkan dari pembeli.” Kata Matsuri.

FYI, Pasar Ngatpaingan hanya buka setiap selapan sekali dalam penanggalan Jawa atau 35 hari sekali setiap bulannya, atau pada hari Minggu pahing. Untuk mengetahui lebih lanjut, kamu bisa kepoin akun Instagramnya @wisatadangean.

Rencananya Pasar Ngatpaingan akan dibuka kembali pada Minggu (27/3/2022) mendatang atau sebelum Ramadan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X