Side, salah satu kota resor paling populer di Turki, yang enggak pernah terlelap. Kota berusia ribuan tahun ini, senantiasa sibuk menyambut wisatawan dunia.
Side terletak di provinsi Antalya. Kota ini didirikan pada abad ke-7 SM oleh para pemukim Yunani. Karena lokasinya strategis, dekat dengan pelabuhan, Side berkembang menjadi salah satu stasiun perdagangan dan pemukiman terpenting di zaman kuno.
Dikuasai Berbagai Kerajaan
Side menjadi rebutan banyak kerajaan, antara lain: Kerajaan Lydia, Persia, Makedonia, Pergamon dan Romawi. Pada abad pertama SM, kota ini jadi pangkalan utama bajak laut dan pusat perdagangan budak Afrika.
Pada 78 SM, para perompak dikalahkan oleh konsul Romawi, Publius Servilius Vatia Isauricus. Side kemudian diambil alih dan jadi bagian dari provinsi Romawi Galatia. Selama periode ini, kekayaan kota berasal dari perdagangan budak dan penjualan minyak zaitun.
Periode kemakmuran Side berlangsung hingga abad ke-3 Masehi. Pedagang kaya mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka untuk pengembangan kota, pembangunan gedung-gedung publik baru dan pertarungan gladiator.
Pada abad ke-4 M, kejayaan Side mulai redup. Invasi suku-suku lokal membuat kota di tepi Laut Tengah (Mediterania) ini hancur. Sejak abad ke-10, kota perlahan ditinggalkan penduduknya.
Kota Kuno Paling Terpelihara di Dunia
Reruntuhan Kota Side termasuk salah satu yang paling spektakuler di dunia. Sisa-sisa bangunan masih terpelihara dengan sangat baik, sehingga wisawatan bisa membayangkan kemegahan kota ini di zaman kuno.
Side jadi saksi sejarah berbagai peradaban. Pada zaman Romawi, sebuah gerbang monumental jadi pintu masuk ke pusat kota Side. Di sebelahnya berdiri air mancur yang dibangun pada abad ke-4 M, untuk menghormati Kaisar Vespasianus. Di dalamnya terdapat tempat pemujaan kecil.
Kuil dan Basilika
Ada lima kuil di Side. Yang paling ikonik adalah kuil Apollo, dewa cahaya, musik, pemanah, pengobatan, matahari dan penyair dalam mitologi Yunani dan Romawi. Ada juga kuil Athena, dewi kebijaksanaan, seni dan pelindung kota.
Di belakang kuil Apollo dan Athena, terdapat sisa-sisa basilika dari abad ke-5 M. Gereja ini berdiri di atas fondasi kuil kuno. Di tengahnya, terdapat gereja yang lebih kecil. Sisa bangunan dari abad ke-8 atau ke-9 ini masih terawat dengan baik.
Di sebelah teater Romawi, terdapat reruntuhan Agora, yaitu pusat perdagangan dan budaya di zaman kuno. Di tengah Agora terdapat sisa-sisa bangunan berbentuk lingkaran. Para arkeolog mengidentifikasinya sebagai kuil Dewi Tyche. Tahun 2012 bangunan direkonstruksi menggunakan bahan asli yang dikumpulkan selama penggalian arkeologi.
