Setiap sudut Jakarta memiliki cerita. Salah satunya adalah cerita dari Patung Arjuna Wijaya atau sering disebut masyarakat sebagai Patung Kuda Indosat. Monumen yang berlokasi di Jalan MH Thamrin ini memiliki memiliki panjang mencapai 23 meter, tinggi sekitar 5 meter, dan berat 3.600 ton.
Dibangun pada 1987 oleh Presiden Soeharto. Pembangunan monumen ini melibatkan pematung tersohor asal Bali, Nyoman Nuarta dengan bantuan 40 seniman lain. Pembangunan monumen ini terinspirasi dari Turki.
Saat itu, Presiden Soeharto yang baru saja pulang dari lawatan kenegaraan di Turki kagum dengan negara tersebut. Pasalnya Turki memiliki banyak monumen di jalan protokolnya.
Soeharto menilai monumen di Turki sangat menggambarkan kearifan lokal sejarahnya. Ia pun terinspirasi untuk menerapkan hal yang sama di Jakarta. Nyoman yang mendapat perintah langsung dari ‘The Smiling General’ julukan Soeharto.
Nyoman menyanggupi dan menggunakan kisah Bharatayudha untuk mewujudkan permintaan Soeharto. Singkat cerita patung itu pun selesai dan menghabiskan biaya sebesar Rp300 juta.
Patung tersebut menggambarkan seorang anak muda yang diajak orang tuanya pergi ke medan perang sambil mengendarai delapan kuda dan membawa panah. Soeharto berharap monumen ini dapat membakar semangat generasi muda untuk membela Tanah Air.
Tak hanya itu, keberadaan patung ini untuk meningkatkan semangat gotong royong golongan tua maupun muda harus saling dukung. Cita-cita jenderal besar ini pun terwujud dalam wujud deretan aksi demo berbagai kelompok masyarakat sering terpusat di Patung Arjuna Wijaya.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
