Gaya Berwisata Alam di Era 2022: Perpaduan Bersih, Sehat dan Aman

- Sabtu, 30 Oktober 2021 | 10:09 WIB
Ilustrasi wisata ke alam. (Freepik).
Ilustrasi wisata ke alam. (Freepik).

Pandemi Covid-19 telah mengubah seluruh paradigma termasuk gaya berwisata ke arah yang benar-benar tidak terpikirkan sebelumnya. Khususnya pada wisata alam dan petualangan yang diminati masyarakat yang kian tinggi di masa pandemi.

Survei Adventure Outlook 2022 menunjukkan hampir semua responden atau sebanyak 99 persen menyatakan berminat melakukan perjalanan wisata alam maupun petualangan.

Keinginan itu dibarengi dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya penerapan Clean (bersih), Healthy (sehat), Safety (aman) dan Environment Sustainability (CHSE), serta asuransi perjalanan.

Sebanyak 72,7 persen responden juga menganggap pentingnya operator memperhatikan penerapan bukti vaksin dan disiplin protokol kesehatan.

Kepala Litbang Arah Kita Media Group yang timnya melakukan survei Adventure Outlook 2022 Heru Prasetya mengatakan hasil survei ini memberi gambaran pada pelaku industri pariwisata alam dan petualangan untuk lebih memperhatikan konsep-konsep dan kebijakan pemerintah terkait protokol kesehatan dan keamanan serta kenyamanan berwisata di era baru.

-
Ilustrasi wisata ke alam. (Freepik).

Baca Juga: Intip Indahnya Pesona Bawah Laut Sawandarek di Raja Ampat

Heru menjelaskan, sebagian besar responden menyatakan melakukan perjalanan wisata beberapa kali dalam satu tahun dengan persentase 58 persen.

Dan yang menggembirakan, 35 persen responden menyatakan berwisata setidaknya satu bulan satu kali, dan sebesar 7 persen menjawab melakukan kegiatan wisata setiap minggu.

Sementara tentang jenis wisata yang paling diminati, sebagian besar campuran wisata alam, wisata kota/desa, wisata budaya, wisata religi, dan lain-lain. Kemudian campuran wisata alam, wisata kota/desa dan wisata budaya.

Berdasarkan analisis hasil survei, Heru kemudian merekomendasikan beberapa saran di mana pemerintah perlu melakukan antispasi untuk menyiapkan destinasi wisata alam misalnya Labuan Bajo lebih baik dengan infrastruktur yang baik dan juga antisipasi agar Labuan Bajo dan sekitarnya tidak menjadi mass tourism yang berisiko merusak kelestarian alam.

Pemerintah dan pelaku bisnis wisata juga disarankan perlu segera berbenah untuk melakukan antisipasi lonjakan arus wisata setelah vakum selama pandemi COVID-19.

Pemerintah disarankan perlu mempertimbangkan untuk membuat konten advertising destinasi wisata melalui sosial media yang banyak digunakan oleh pelaku wisata agar target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (winus) tercapai.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X