Sebagian besar wisatawan dengan anggaran terbatas mencari pemesanan kamar hotel beberapa bulan sebelum keberangkatan untuk menghemat biaya.
Ketika mendapat penawaran yang jauh lebih ekonomis secara online, sebagian orang membuang kamar yang dipesan begitu saja.
Tentu, ini mungkin hal sepele bagi para pelancong, tetapi hotel mengalami kerugian.
Menurut desas-desus terbaru di sektor perjalanan, jaringan hotel terkenal tidak bersedia menanggung kerugian akibat pembatalan menit-menit terakhir dalam pemesanan hotel.
Melansir Times of India, hotel-hotel seperti Marriot, Hilton dan InterContinental Hotels Group (IHG) telah memutuskan untuk menjatuhkan hukuman atas pembatalan kamar.
Sekarang, Marriott dan Hilton mengenakan pemberitahuan minimal 48 jam tentang pembatalan kamar, dan IHG memberikan pemberitahuan 24 jam.
Sejumlah wisatawan memesan kamar terlebih dahulu untuk menghindari membayar tagihan yang besar, atau lebih buruk lagi, tidak dapat penginapan.
Sebagian besar pemesanan kamar dilakukan melalui situs web pihak ketiga, atau oleh agen perjalanan online atau melalui aplikasi seluler yang menawarkan penawaran kamar pada saat-saat terakhir.
Namun, setelah beberapa bulan, mereka kembali mencari akomodasi yang lebih murah di internet.
Setelah menemukannya, mereka membatalkan pemesanan hotel pertama, mendapatkan pengembalian dana penuh, dan check-in ke hotel yang diinginkan.
Melihat kelakuan pelancong demikian, hotel akhirnya menutup celah dalam kebijakan reservasi dan menyelamatkan pendapatan dari penurunan.
Para ahli menyarankan untuk membaca kebijakan pembatalan hotel sebelum memesan.
Banyak properti bintang lima menggunakan pemesanan berjenjang.
Jika ingin memesan kamar termurah, kemungkinan besar biaya pembatalan mungkin tinggi atau mungkin ada kebijakan 'tidak ada pembatalan'.
