Sebagai salah satu pintu perbatasan antar Negara Indonesia dan Timor Leste, Kabupaten Belu, NTT ternyata memiliki sejumlah pesona alam yang dapat dijejaki, salah satunya Fulan Fehan.
Fulan Fehan merupakan sebuah lembah di Kaki Gunung Lakaan dengan padang sabana yang sangat luas. Padang sabana ini memiliki bukit dan lembah dengan pemandangan alam yang menggetarkan jiwa.
Keindahannya bahkan oleh beberapa orang disejajarkan dengan New Zealand, Australia. Letaknya di kaki gunung, membuat suhu udara disini cukup dingin dan berangin. Hewan berkeliaran bebas di sini, seperti kuda, sapi, dan kambing.
Baca juga: Macet di Georgia Jadi Hal yang Eksotis untuk Dilihat, Ternyata Ini Penyebabnya!
Meskipun dingin, banyak sekali tumbuhan kaktus yang akan anda jumpai di sini, unik bukan? Terdapat dua pemandangan berbeda pada sisi kiri dan kanan jalan. Jika dilihat dari sisi kiri kita dapat mengambil gambar dengan latar Gunung Lakaan sementara di sisi kanan, terdapat lembah yang sangat mempesona.
Tak jauh dari sini terdapat situs sejarah benteng tujuh lapis yang juga dapat anda kunjungi. Setiap bulan Oktober, tempat ini dijadikan lokasi festival tahunan, di mana akan ada ribuan penari berpakaian tradisional yang menari Likurai. Terdapat beberapa spot foto menarik, terlebih lagi kamu bisa berfoto sambil menunggang kuda.
Destinasi wisata Fulan Fehan berada di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Jaraknya sekitar 26 km dari Kota Atambua dengan perjalanan sekitar 60-90 menit jika menggunakan kendaraan roda empat, seperti mini bus dan lainnya.
Baca juga: Keren! Pria Asal Bandung Sukses ‘Sulap’ Limbah Bangunan Jadi Pot Bunga Unik, Auto Cuan
Semenjak dijadikan lokasi festival, telah dibuka jalur jalan baru yang semakin mempermudah pengunjung dengan kualitas jalan yang lebih baik. Namun anda perlu berhati-hati karena terdapat beberapa tanjakan tajam. Disini tersedia penginapan yang dibangun oleh Pemerintah yang dapat disewa.
Tak jauh dari sini terdapat objek wisata air terjun Mauhalek yang sangat mempesona. Untuk Mencapai daerah Perbatasan ini dapat menempuh jalur darat dari Kota Kupang selama kurang lebih 7-8 jam melewati wilayah Kabupaten Kupang, Kabupaten TTS, dan Kabupaten TTU atau menggunakan pesawat dari Bandara El Tari Kupang menuju Atambua.
Artikel menarik lainnya:
- Safari Ramadhan, Gubernur Khofifah Berikan Santunan Kepada 1700 Anak Yatim di Tulungagung
- Mengenal Seni Tiup Kaca di Jerman, Warisan Peninggalan Romawi yang Masih Eksis hingga Kini
- Mengunjungi Pairi Daiza, Kebun Binatang Terbaik di Eropa Menurut Michelin Green Guide
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini