Sempat Dijadikan Santapan dan Keperluan Upacara, Konservasi Penyu di Bali Diperketat

- Senin, 9 November 2020 | 16:02 WIB
 Penyu-penyu di Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu, Serangan, Bali. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)
Penyu-penyu di Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu, Serangan, Bali. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

Hewan berjenis penyu merupakan hewan kegemaran masyarakat Bali untuk dikonsumsi hingga jumlahnya semakin sedikit dan hampir punah. Sebuah tempat konservasi penyu pun hadir di wilayah Bali untuk menjaga keberlangsungan hidup hewan ini.

Indozone mendapat kesempatan berkunjung ke Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu, Serangan, Bali pada Minggu (8/11/2020). Sebelum masuk ke area konservasi itu, pihak konservasi lebih dulu mengecek protokol kesehatan kepada para pengunjung.

Setelah dinyatakan aman terkait suhu tubuh dan memakai masker, pengunjung diperbolehkan masuk ke area konservasi itu. Terdapat puluhan penyu kecil hingga besar ada dan dirawat di sana.

Baca Juga: Sajikan Menu Penyu Hijau, Pemilik Restoran di Bali Ditangkap Polisi

"Di sini menjadi salah satu pusat konservasi penyu karena penyu sudah mau punah. Dulu orang Bali favorit makan penyu bahkan ada syarat upacara itu menggunakan penyu," kata pemandu wisata, Bli Wira.

-
Penyu-penyu di Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu, Serangan, Bali. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

Akibat kegiatan itu lah membuat penyu-penyu jumlahnya berkurang dan bahkan nyaris punah. Inisiator Konservasi Penyu, Made Sukanta mengatakan ada banyak jenis penyu yang ada di lokasi ini baik penyu yang tertangkap jaring nelayan hingga yang diamankan oleh pihak kepolisian.

"Di sini ada 30 penyu sedang dan besar. Ada juga puluhan penyu-penyu kecil," kata Sukanta.

Penyu-penyu yang ada di lokasi konservasi itu nantinya akan dibebaskan ke alamnya setelah kondisi mereka memungkinkan. Untuk kondisi penyu-penyu disana cukup beraneka ragam, ada yang cacat karena terkena jaring nelayan atau baling-baling kapal bahkan ada yang sedikit koma karena memakan racun di laut.

"Ini ada penyu yang sedang koma dan sekarang sudah berangsur-angsur membaik. Dia koma karena ada racun yang dia makan. Kita juga sempat menemukan pecahan balon di perut penyu. Penyu itukan tidak bisa membedakan mana makanan, mana sampah juga pernah kita temukan sampah pop mie di perut penyu," ungkap Sukanta.

Terkait dengan kegemaran masyarakat Bali yang mengkonsumsi penyu, tentunya saat ini sudah sangat dibatasi terkait kuliner berbahan hewan itu. Bahkan untuk acara upacara keagamaan saja harus memiliki surat izin untuk mengkonsumsi penyu.

"Sekarang setiap umat yang perlu penyu untuk upacara nanti ada surat rekomendasi. Nanti disini kita yang menyiapkan penyunya bukan diambil dari alam bebas. Yang kita sediakan penyu dari 5 sampai 25 cm," pungkas Sukanta.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X