Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, teknik menceritakan sebuah kisah akan menambah nilai jual terhadap suatu destinasi wisata. Terlebih lagi pada destinasi wisata bernilai sejarah, seperti percandian.
Pendapat itu diutarakan oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani yang mengatakan bahwa teknik penyampaian nilai-nilai melalui story telling di media sosial dengan cara dan metode tertentu terbukti bisa menambah pengalaman berwisata dan menarik orang untuk mengunjungi suatu destinasi wisata.
"Melalui media ini, nilai-nilai tersebut dapat disampaikan secara naratif baik melalui visual, audio, photo caption, ataupun kombinasi tiga metode tersebut," kata Rizki Handayani dikutip dari Antara.
Rizki menambahkan, kunci dari kesuksesan dalam menghidupkan narasi aktivitas pariwisata ini tidak terlepas dari usaha untuk menyesuaikan arus psikologi wisatawan.
"Anak-anak muda sekarang, kalau tidak bercerita dengan baik mereka cenderung akan bosan dan tidak mau berkunjung lagi. Untuk itu, narasi yang dibangun melalui story telling yang baik, akan mampu memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat, menambah pengalaman berkunjung wisatawan, hingga membangun rasa penasaran bagi orang-orang untuk mengunjungi situs-situs tersebut," ujarnya.