Usai Turis Wajib Buang Sepatu, Australia Kini Didesak Tutup Penerbangan dari Bali, Kenapa?

- Rabu, 20 Juli 2022 | 13:17 WIB
Ilustrasi turis yang pulang liburan dari Bali (Freepik)
Ilustrasi turis yang pulang liburan dari Bali (Freepik)

Setelah beredar kabar bahwa turis harus membuang sepatu usai liburan dari Bali, kini muncul desakan untuk benar-benar menutup penerbangan dari Bali ke Australia.

Permohonan akan hal itu telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena ditemukannya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di pulau Bali.

Dikutip dari ABC, proposal resmi untuk melarang penerbangan telah diajukan ke pemerintah Australia, tetapi keputusan telah dibuat untuk menjaga rute penerbangan tetap terbuka dan meningkatkan langkah-langkah bio-keamanan. 
 
Menurut  Dewan Industri Pariwisata Queensland, Brett Fraser usulan untuk menutup sementara penerbangan dari Bali dinilai dapat menghancurkan industri yang masih berusaha bangkit kembali setelah pandemi.

Apalagi industri ini mengandalkan kepercayaan dan kepastian bagi konsumen.

"Wisatawan senang bepergian jika mereka merasa aman dengan adanya kepastian bisa kembali ke negaranya lagi," kata Fraser.

Sebelumnya, spekulasi larangan perjalanan datang dari Senator Susan McDonald yang mendesak pemerintah Australia untuk menghentikan semua penerbangan dari Bali.

Pasalnya dia khawatir bibit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sedang merebak di Indonesia bisa terbawa turis usai pulang liburan dari Bali.

“Jika kita tidak menghentikan penerbangan itu, setidaknya menerapkan karantina tujuh hari. Saya tidak ingin duduk diam selama beberapa minggu atau bulan dan kemudian menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan,” ucap McDonald. 

Tak hanya itu, pria itu juga memperingatkan bahwa para pelancong tidak perlu mengunjungi peternakan untuk mengambil risiko membawa bibit PMK ke Australia.

“Para wisatawan yang pergi ke Bali…harus sadar bahwa [mungkin] ada peternakan babi atau sapi tepat di sebelah resor tempat mereka menginap… Roda koper para turis ini bisa terkena kotoran di jalanan, alas kaki yang mereka kenakan, dan pakaian mereka. Atau mereka bahkan menyentuh salah satu binatang di dekatnya,” ungkapnya.

Sementara itu, saat ini pemerintah Australia sedang menemukan keseimbangan antara kehati-hatian dan biosekuriti dan mengizinkan kebebasan untuk bepergian. 

Dampak larangan bepergian hanya beberapa bulan setelah perbatasan dibuka kembali sepenuhnya setelah penguncian COVID-19 akan menciptakan kerugian ekonomi yang menghancurkan di sekitar.

Apalagi ribuan orang telah menunggu kembali ke Pulau Dewata untuk liburan pantai selama lebih dari dua tahun.

Baca juga: Turis Australia Ternyata Wajib Buang Sepatu Usai Liburan dari Bali, Apa Ya Alasannya?

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X