Pura Besakih yang Penuh Mistis, Warga Harus Sediakan Ritual Khusus Untuk Makhluk Gaib

- Rabu, 29 Juni 2022 | 16:58 WIB
Delegasi dari sejumlah negara berkunjung ke Pura Besakih di Karangasem, Bali, Sabtu (28/5/2022). (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)\
Delegasi dari sejumlah negara berkunjung ke Pura Besakih di Karangasem, Bali, Sabtu (28/5/2022). (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)\

Kawasan Pura Besakih di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem memiliki 19 pura yang menjadi saksi sejarah perkembangan Bali, juga Indonesia.

Pura paling tua di kawasan itu dibangun pada abad ke-8, akan tetapi ada juga yang dibangun pada abad ke-11. Sebagian pura ada yang sudah ditambal dengan batu-batuan berasal dari letusan Gunung Agung pada 1963.

Seperti yang dilansir Antara, pura tertua dengan luas sekitar 2.000 hektare, yakni Pura Basukian yang dibangun oleh masyarakat Hindu Majapahit berpusat di Jawa pada abad ke-8, sedangkan pura terbesar, yakni Pura Penataran Agung yang dibangun pada abad ke-11.

Umumnya, atap dari pura di Besakih terbuat dari ijuk bersusun yang dirancang dengan susunan dalam jumlah ganjil, yakni 1, 3, 5, 7, 9, dan 11.

Angka ganjil itu disebut seorang pemandu wisata di kawasan setempat, Nyoman, memiliki makna keberuntungan dalam agama Hindu. Oleh karena itu, angka ganjil dianggap penting bagi umat Hindu.

Atap berbahan ijuk bisa bertahan sampai dengan sekitar 20 tahun. Kalau suatu atap pura sudah berumur 20-an tahun, diganti dengan atap ijuk yang baru. Kalau tidak diganti akan membuat lapuk pada kerangka kayunya. Penggantian atap ijuk juga bermanfaat membuat kayu sebagai kerangkanya itu menjadi awet.

Kawasan Pura Besakih sudah dikelilingi pemukiman penduduk, yang masing-masing warga juga membangun pura.

"Besakih" sebagai nama kompleks pura itu, berasal dari bahasa Jawa "basuki" yang berarti selamat. Orang Jawa menyebut "basuki", sedangkan orang Bali menyebut "besakih". Banjar Besakih adalah banjar yang penuh dengan keselamatan.

Pada hari-hari tertentu, warga Besakih melakukan ritual dengan mendatangi pura-pura di kawasan Pura Besakih untuk bersembahyang.

Mereka bisa melakukan ritual cukup lama, bahkan kalau mereka datang pukul 18.00 Wita, maka ritual bisa selesai pukul 00.00 Wita.

Selain ritual pada hari-hari tertentu, mereka juga melaksanakan ritual rutin secara bulanan, tahunan, dan ada pula ritual 10 tahun sekali pada tahun dengan angka sembilan di belakang, seperti 1989, 1999, 2009, 2019, 2029, dan 2039. Nama upacara ritual itu, Panca Wali Krama.

Saat Panca Wali Krama itu, masyarakat juga menyediakan ritual khusus untuk makhluk gaib. Secara ritual, makhluk gaib diundang oleh pedanda.

Mereka diundang dan diberi sesaji, berupa berbagai hewan dan buah, agar makhluk gaib itu tidak mengganggu masyarakat yang ritual di Besakih selama sekitar 40 hari.

Kompleks Pura Besakih meliputi satu pura pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 pura pendamping (satu Pura Basukian dan 17 pura lain). Pura Basukian diyakini sebagai tempat pertama diterima wahyu Tuhan oleh Hyang Rsi Markendya sebagai cikal bakal Agama Hindu Dharma di Bali sekarang.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X