Pasar biasanya menjadi tempat orang mencari kebutuhan pokok, tapi kini banyak pasar justru menjadi destinasi wisata. Salah satunya Pasar Kamis Wage di Desa Penggarit, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Bertempat di Benowo Park, Pasar Kamis Wage cuma buka 35 hari sekali atau sesuai namanya, di Kamis Wage.
Selain hari bukanya yang unik, pasar ini juga mengusung konsep tradisional zaman dulu. Terlihat dari lapak-lapak pedagang dan baju penjualnya yang menggunakan pakaian tradisional Jawa.
Nuansa tradisional dan tempo dulu sangat terasa ketika memasuki area pasar. Alunan live music dengan lagu-lagu Jawa dan panorama alam khas pedesaan betul-betul akan membawa kita kembali ke masa lampau.
Karena konsepnya adalah pasar tradisional, kamu bakal dimanjakan dengan aneka makanan dan jajanan tradisional yang sudah jarang ditemukan seperti tiwul, getuk, ubi, singkong, angkrik, gemblong, talas, pisang rebus dan masih banyak lagi.
Menariknya semua bungkus makanan di sini tidak memakai plastik, melainkan daun jati dan daun pisang.
Baca Juga: Jajan Si Manis: Menikmati Jajanan Pasar di Kafe Kekinian, Dulunya Terkenal di Instagram
Nah, wajib diingat kalau sistem transaksi di sini juga berbeda. Pedagang bakal menolak uang Rupiah, Sebab, pembeli harus menggunakan uang "klitik" atau uang kayu yang berbentuk bulat. Satu koin uang klitik bernilai Rp2 ribu, kamu bisa memperolehnya di beberapa titik area pasar.
Karena keunikannya, pasar ini selalu dipadati pembeli. Bukan cuma warga lokal tapi juga wisatawan dari Jakarta.
"Bagus sih. Pertama suasananya, yang kedua cara bertransaksinya harus pakai duit yang kayu itu. Terus ada musik tradisional juga, mainan-mainan juga. Kan di Jakarta susah banget nemuin seperti begini," ungkap Khoirul Aji Pamungkas, wisatawan asal Jakarta.
Pasar ini buka dari jam 07.00 pagi, suasananya sejuk dan asri karena berada di antara pepohonan rindang. Bisa belanja sambil healing nih!
Artikel Menarik Lainnya:
Sal Lavallo, Traveler Termuda Keliling 193 Negara Curhat Pengalamannya Jadi Mualaf
7 Fakta Siswa NTT Juara Lomba Matematika Dunia, Anak Petani yang Ingin Seperti Elon Musk