Labuan Bajo Lumpuh, Pariwisata Mogok Akibat Tiket Masuk Pulau Komodo yang Diskriminatif

- Senin, 1 Agustus 2022 | 16:35 WIB
Warga berkumpul di kawasan Waterfront yang menjadi salah satu ikon baru Labuan Bajo di Pantai Marina, Labuan Bajo, NTT, Sabtu (23/7/2022). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj)
Warga berkumpul di kawasan Waterfront yang menjadi salah satu ikon baru Labuan Bajo di Pantai Marina, Labuan Bajo, NTT, Sabtu (23/7/2022). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj)

Kegiatan pariwisata di Labuan Bajo lumpuh akibat mogok yang dilakukan para operator wisata sebagai respon kenaikan harga tiket masuk ke Pulau Komodo, di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tiket masuk Pulau Komodo saat ini mulai berlaku per 1 Agustus 2022 dengan tarif Rp 3.750.000 per orang. Ini dinilai memberatkan wistawan untuk datang ke sana.

"Hari ini di Labuan Bajo persis saat terjadi Covid-19 pada 2020 lalu. Tidak ada kegiatan wisata. Bus pun tidak ada (melakukan penjemputan tamu) hari ini. Toko oleh-oleh yang ada di depan bandara pun tutup," kata Emil Bei pelaku wisata yang turut melakukan protes kepada Indozone, Senin (1/8/2022).

Banyak di antara tamu yang berencana untuk datang ke Labuhan Bajo membatalkan perjalanan mereka. Mereka lebih memilih datang ke daerah wiata lain dibandingkan ke Labuhan Bajo karena aksi mogok.

Diketahui para pelaku pariwisata telah kompak untuk melakukan mogok melakukan aktivitas wisata di Labuhan Bajo.

-
Kapal Pinisi melintas di perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. (Foto/Istimewa)

 

Ini sebagai bentuk protes mereka terkait kenaikan tiket masuk pulau Komodo yang dinilai memberatkan dan sangat tidak adil.

Emil menyebut tidak ada solusi yang dicapai setelah aspirasi mereka tidak ditanggapi oleh Pemprov NTT. Bahkan para pendemo juga ditangkap oleh polisi saat mereka menggelar aksi penolakan harga tiket dan monopoli pengelolaan komodo pada BUMD milik NTT.

"Kenaikan tiket Pulau Padar dan Komodo menurut kita sangat diskriminatif. Kenapa hak ekslusif untuk mengelola konservasi ini diberikan kepada PT. Flobamor yang track record-nya hampir tidak pernah kita dengar mengurusi konservasi," katanya.

Setelah ditelusuri, Emil menuding ada sistem monopoli dalam pengelolaan konservasi ini. Dia juga heran kenapa Pulau Padar juga masuk dalam konservasi, padahal tidak ada komodo di sana.

Menurut para pelaku wisata di Labuhan Bajo, kenaikan tiket masuk dari Rp 200.000 menjadi Rp3,75 juta sangat tidak masuk akal.

-
Foto udara Kota Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Sabtu (23/7/2022). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj)

 

Mereka juga sebagai operator di sana tidak pernah dilibatkan untuk sosialisasi dan penerapan kebijakan itu.

Untuk itu mereka tergabung dalam Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) hingga asosiasi kapal wisata, pemilik penyedia jasa transportasi darat, pemilik restoran, pemilik hotel, fotografer, guide, pelaku usaha kuliner sepakat untuk mogok.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X