Kawasan Umbul Jumprit merupakan kawasan wanawisata atau wisata hutan, khususnya hutan pinus. Tempat ini ditetapkan sebagai kawasan wisata pada tanggal 18 Januari 1987.
Terletak di lereng Gunung Sindoro dengan ketinggian 2.100 meter, diketahui tidak pernah kering meskipun pada saat musim kemarau dan menjadi sumber air bagi Sungai Progo.
Kawasan mata air ini terletak sekitar 26 kilometer di sebelah barat laut Kota Temanggung. Mata airnya berada di bawah sebuah gua dan dinaungi pohon besar yang teduh.
Sejak tahun 1987, mata air Umbul Jumprit menjadi tempat mengambil air untuk keperluan Waisak di Candi Borobudur, karena diteliti memiliki kualitas spiritual yang baik.
Baca juga: Sebanyak 1.252 Narapidana Buddha di Seluruh Indonesia Terima Remisi Khusus Waisak
Biasanya, tiga hari sebelum perayaan Waisak di Candi Borobudur, Sangha mengambil air dari Umbul jumprit untuk digunakan dalam ritual.
Untuk perayaan Waisak tahun ini, ada 6.000 botol air berkah yang diambil dari Umbul Jumprit di Desa Tegalrejo, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Pada ritual pengambilan air berkah di Umbul Jumprit dilakukan oleh para biksu dari sejumlah sangha secara bergantian. Sebelumnya mereka melakukan puja bakti bersama umat Buddha di altar Umbul Jumprit.
Dilansir Antara, Bante Kamsai Sumano Mahathera mengatakan pengambilan air berkah dilakukan setiap tahun dalam rangkaian Tri Suci Waisak. Air berkah didoakan lebih dulu sehingga menjadi air bersih dalam tubuh.
"Air suci di sini juga didoakan supaya ini dukungan air bersih dalam tubuh dan juga Hari Waisak adalah hari suci. Jadi dua suci itu adalah alami dan Sang Buddha orang yang suci. Terdapat kesucian maka air dalam tubuh kita juga sehat, kalau air kebijaksanaan juga menjadi air suci," katanya.
