Nasib nahas dialami oleh sebuah keluarga di Papua Nugini yang harus terkatung-katung di tengah laut selama sebulan. Selama itu, mereka bertahan hidup hanya dengan meminum air hujan dan memakan kelapa.
Dilaporkan Insider, sebuah keluarga yang terdiri dari seorang wanita dan anaknya yang berusia 12 tahun, laki-laki berusia 20 tahunan, serta laki-laki lainnya yang diketahui bernama Dominic Stally merupakan korban kecelakaan kapal pada 22 Desember 2019 lalu.
Kapal yang berangkat dari Buka Island rencananya akan membawa mereka ke Pulau Carteret yang berjarak 97 kilometer. Sayang, kapal yang ditumpangi tiba-tiba terbalik saat di tengah-tengah perjalanan.
Berdasarkan penuturan Stally, saat kejadian para penumpang kapal yang ketika itu berjumlah 12 orang sudah berusaha untuk berenang dan mencoba membalikkan kapal. Namun, beberapa di antara mereka akhirnya meninggal setelah mencoba bertahan.
"Kami tidak bisa melakukan apapun dengan tubuh mereka. Kami hanya membiarkan mereka hanyut di laut," kata Stally.
"Suami istri telah meninggal, meninggalkan bayi mereka dan saya adalah orang yang menggendong bayinya namun akhirnya bayi itu juga meninggal. Saya minta maaf, tidak ada yang bisa saya lakukan untuk menyelamatkan keluarga itu."
Ketika terkatung-katung di tengah lautan tanpa arah, mereka melihat ada sejumlah kapal nelayan yang melewati mereka. Namun sayangnya saat itu kapal posisinya sangat jauh dari mereka. Beruntung, pada 23 Januari lalu, seorang nelayan menemukan mereka.
"Kami dijemput kapal ikan yang dekat dengan New Caledonia. Kami dijaga dan diberi makan di kapal itu," ujar Stally.
Stally mengaku, demi bertahan hidup, mereka menampung air hujan untuk persediaan minuman dan juga memakan daging buah kelapa untuk mengobati rasa kelaparan.
