Curhat Pelaku Usaha Wisata Selam, Pemasukan Nol di Masa Pandemi

- Jumat, 6 November 2020 | 21:58 WIB
Ilustrasi menyelam. (Pexels/VisionPic.net)
Ilustrasi menyelam. (Pexels/VisionPic.net)

Sejak pandemi virus corona terjadi di berbagai belahan dunia, sektor wisata menjadi salah satu yang terdampak paling buruk. Di Indonesia, para pelaku usaha wisata selam harus mengelus dada lantaran berkurangnya kunjungan wisatawan secara drastis.

Target pasar wisata selam Indonesia selama ini didominasi oleh wisatawan mancanegara (wisman). Namun semenjak pandemi corona, tidak ada lagi wisman yang berkunjung. Hal ini memberikan dampak buruk pada perekonomian para pelaku usaha wisata selam.

Pengelola Laguna Gili Beach Resort di Lombok, Goto mengatakan kondisi pasar wisata selam di Lombok saat ini ada tiga tipe,yaitu penyelam lokal dari Jakarta dan Surabaya sebanyak 70%; orang asing yang bekerja di Indonesia sebagai pemilik resort dan restoran sebanyak 20%, dan sisanya orang asing yang masih tinggal di Indonesia karena belum bisa kembali ke negaranya.

Kondisi pasar wisata selam di Gili saat ini disebut Goto kurang baik. Hal ini karena kedatangan wisatawan yang tidak menentu.

"Kondisi dive center di Lombok sekarang agak sulit dan tidak bagus. Kondisi di Gili sekarang mungkin ada 30% yang buka, tapi sekarang buka besok tutup. Kadang-kadang buka kalau ada tamu, kalau nggak ada, tutup. Sudah banyak dive center di Gili Trawangan yang sudah nggak ada orang, owner-nya sudah pulang," kata Goto dalam webinar bersama Kemenparekraf baru-baru ini.

"Jumlah tamu lokal tidak cukup untuk menutup semua dive center di sini untuk operasional," lanjutnya.

-
Ilustrasi menyelam. (Pexels/Pixabay)

BACA JUGA: Merugi Hingga Rp75 M, Industri Wisata Selam Siap Terima Wisatawan

Hampir sama seperti di Gili Trawangan, pengelola wisata selam di Tulamben, Bali juga mengeluhkan berkurangnya kunjungan wisatawan selam secara drastis.

"Kondisi usaha wisata selam di Bali kita tahu sangat merasa terpukul sekali karena kunjungan wisatawan menurun drastis, tidak ada income sama sekali bahkan menuju titik terendah yaitu nol. Untuk itu mudah-mudahan bencana ini cepat berlalu sehingga kondisi wisata selam di Bali dapat tumbuh dan berkembang kembali," kata I Wayan Tohir, pengelola Wisata Tirta Bali.

Di Manado, Sulawesi Utara, harapan ditambatkan pada wisatawan lokal. Namun kunjungan wisatawan lokal kini juga tengah menurun.

"Market kita sebelumnya didominasi market mancanegara, paling banyak dari Tiongkok. Setelah pandemi, tutup di Maret sampai Mei. Lalu buka lagi akhir Mei tapi tidak terlalu banyak peminatnya. Lalu Juni naik, puncaknya pada September. Sekarang sudah mulai turun kurvanya karena wisatawan lokal sudah mulai habis yang ikut diving. Karena diving kan wisata yang memerlukan biaya yang cukup lumayan," ungkap John Rahasia, pengelola Tagaroa Dive Center.



Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X