Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, punya Desa Wisata Wayang. Lokasinya ada di Dusun Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari.
Terletak di salah satu bagian paling timur Kabupaten Klaten, Desa Wisata Wayang dekat dari pusat Kabupaten Sukoharjo, hanya sekitar 8,5 kilometer dengan waktu tempuh kurang-lebih 15 menit.
Sesuai namanya, Desa Wisata Wayang akan mengajak kamu untuk lebih dekat mengenal wayang, terutama proses pembuatannya.
Tim IDZ Creators, Bayu Pramasto sempat mengeksplor Desa Wisata Wayang melalui acara Open Trip Desa Wisata Wayang, Minggu (5/6/2022).
Bahan Baku Pembuatan Wayang
Salah satu rangkaian Open Trip Desa Wisata Wayang adalah belajar proses pembuatan wayang. Kamu akan diajak untuk mengenal bahan baku wayang kulit yang ternyata terbuat dari kulit kerbau.
Pemandu wisata bernama Suraji menceritakan proses pengerjaan kulit sampai siap untuk dibuat wayang.
“Kulit kerbau di-penthang (ditarik) terlebih dahulu, kemudian direndam semalam, dijemur sehari, dihilangkan bulunya dan ditipiskan dua hari, direndam lagi. Prosesnya sekitar empat hari,” ujar Suraji.
Proses penghilangan bulu pada kulit kerbau juga masih sederhana dengan alat bernama pethel. Perajin wayang kulit akan mengerok kulit agar bulunya hilang.
Menatah dan Mewarnai Wayang
Pos pemberhentian selanjutnya adalah tempat menatah dan mewarnai wayang. Di sini, kamu diajak melihat proses membentuk wayang dan mewarnainya.
Kulit kerbau yang sudah siap, selanjutnya dibentuk wayang. Gambar wayang dari kertas akan diletakkan di bawah kulit yang agak transparan, kemudian perajin wayang akan menatah kulit agar berbentuk seperti karakter wayang yang diinginkan.
Suraji mengatakan bahwa proses pembuatan wayang dari kulit mentah sampai jadi bisa memakan waktu sekitar satu bulan. Proses pewarnaan wayang juga menentukan tokoh wayang.
Tokoh protagonis, seperti Satria biasanya memiliki muka berwarna hitam dan mata yang berbentuk seperti padi. Selanjutnya tokoh antagonis wayang, seperti Kurawa biasanya memiliki muka berwarna merah dan mata yang melotot.
Belajar Memanah
Di pemberhentian terakhir, rombongan diajak untuk belajar memanah atau jemparingan. Telah disediakan busur dan anak panah dari pengelola. Rombongan kemudian ditantang untuk membidik target yang tentunya tidak mudah bagi pemula.
Selama setengah hari kamu diajak menjelajahi berbagai potensi yang dimiliki Desa Wisata Wayang Butuh.