Wah! Taman Nasional Salonga telah Dihapus dari Daftar Warisan Dunia yang Berbahaya

- Rabu, 21 Juli 2021 | 10:58 WIB
Taman Nasional Salonga. (photo/Twitter/@WWF)
Taman Nasional Salonga. (photo/Twitter/@WWF)

UNESCO mengaku bangga dengan Republik Demokratik Kongo. Dimana, cagar alam dunia yang hampir rusak kini sudah kembali sehat. Situs warisan itu adalah Taman Nasional Salonga. Seperti dikutip dari The National News, UNESCO baru saja menghapus nama Taman Nasional Salonga dari daftar situs yang terancam punah. 

Sebelum menghapus Taman Nasional Salonga, UNESCO lebih dulu melihat kondisi dan pengelolaan situs itu. UNESCO pun memuji upaya dari DRC yang berkomitmen untuk larang pencarian minyak di Salonga. Melihat hal itu, UNESCO memberikan pernyataannya. 

"Komite menyambut baik klarifikasi yang diberikan oleh otoritas nasional bahwa konsesi minyak yang tumpang tindih dengan properti itu batal demi hukum dan bahwa blok-blok ini akan dikeluarkan dari lelang di masa depan," ungkap Komite UNESCO.

"Pemantauan fauna liar secara teratur menunjukkan bahwa populasi bonobo (kera) tetap stabil di dalam wilayah tersebut, meskipun ada tekanan di masa lalu dan bahwa populasi gajah hutan mulai kembali," lanjut Komite.

Tidak hanya itu, merawat Taman Nasional Salonga ini berarti juga mengembalikan lahan gambut yang sempat rusak. Ini bisa menjadi tolak ukur untuk menghitung daya serap emisi karbon. Taman Nasional Salonga sendiri adalah hutan hujan lindung terbesar di Afrika. Salonga menjadi rumah untuk 40% kera bonobo di dunia dan beberapa spesies terancam punah lainnya. 

Salonga sendiri resmi menjadi taman nasional pada 1970 oleh mantan Presiden Mobutu Sese Seko. Pada 1984, Salonga pun resmi masuk ke dalam daftar warisan dunia dan pada 1999 masuk ke dalam kategori yang berbahaya. 

"Taman Nasional Salonga mewakili salah satu biotop langka yang benar-benar utuh di Afrika Tengah," kata UNESCO.

WWF/status/1417145764153810950?s=20">

"Selamat kepada Republik Demokratik Kongo! Taman Nasional Salonga dihapus dari daftar Warisan Dunia dalam Bahaya setelah kemajuan dalam menghentikan konsesi minyak dan perburuan liar yang mengancam satwa liar setempat dan orang-orang di dalamnya," cuit WWF.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X