Pesawat Boeing 737 Max dinyatakan sudah aman untuk memulai penerbangan kembali usai 19 bulan dilarang terbang akibat 2 kecelakaan fatal.
Demikian disampaikan oleh kepala regulator penerbangan Uni Eropa dilansir dari Bloomberg News.
Patrick Ky, direktur eksekutif Badan Keamanan Penerbangan Eropa (EASA), mengatakan pesawat itu aman untuk terbang di wilayah udara Eropa setelah 2 penerbangan uji dilakukan pada September.
EASA memang belum secara resmi menyetujui pesawat tersebut untuk terbang.
Tetapi Ky mengatakan bahwa dia mengharapkan persetujuan akan datang sekitar sebulan setelah proses administrasi selesai.
EASA menghentikan 737 Max pada Maret 2019 setelah kecelakaan kedua dari 2 kecelakaan yang mengakibatkan 346 kematian total.
Kecelakaan pertama, sebuah pesawat yang dioperasikan oleh Lion Air Indonesia, melihat 737 Max jatuh ke laut dengan 189 orang di dalamnya tewas.
Lima bulan kemudian, kesalahan serupa memaksa sebuah pesawat Ethiopian Airlines jatuh ke tanah, menewaskan 157 orang di dalamnya.
Hal tersebut lantas mendorong regulator di seluruh dunia untuk menghentikan operasi 737 Max.
Produksi dihentikan pada awal 2020 sementara perusahaan mengatasi kekurangan desain.
Kecelakaan 737 Max menjatuhkan Boeing ke dalam krisis terdalam dalam sejarahnya, yang menyebabkan pesanan dibatalkan, PHK, dan kepergian CEO-nya.
Persetujuan dari regulator besar seperti EASA untuk beroperasi sekali lagi dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk pulih.
"Analisis kami menunjukkan bahwa ini aman, dan tingkat keamanan yang dicapai cukup tinggi bagi kami," kata Ky kepada Bloomberg.
Dia mengatakan bahwa agensi ingin sensor tambahan ditambahkan ke pesawat agar lebih aman di masa mendatang.
