Intip Uniknya Pecinan Glodok, Desa Wisata yang Disebut 'Storynomics Tourism' oleh Sandiaga

- Selasa, 28 Juni 2022 | 13:36 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno saat mengunjungi Desa Wisata Pecinan Glodok (Kemenparekraf)
Menparekraf Sandiaga Uno saat mengunjungi Desa Wisata Pecinan Glodok (Kemenparekraf)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengagumi keunikan Desa Wisata Pecinan Glodok yang berada di Jakarta Barat.

Sandiaga menyebut kawasan desa wisata itu memiliki ‘storynomics tourism’ yang kuat karena merupakan hasil akulturasi dari budaya Tionghoa, Sunda, Betawi, hingga Jawa. 

“Kita sudah melihat berbagai pertunjukan tarian dari Betawi, wushu, dan lainnya. Desa ini memiliki storynomics, yaitu cerita yang akan mampu menarik wisatawan,” ujar Menparekraf Sandiaga, seperti yang dikutip dari ANTARA, Selasa (28/6/2022).

Storynomics tourism sendiri merupakan pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture yang menggunakan kekuatan budaya sebagai nyawa dari destinasi.

-
Menparekraf Sandiaga Uno saat mengunjungi Desa Wisata Pecinan Glodok (Kemenparekraf)

Semua bagian tersebut diramu sedemikian rupa guna membangun interpretasi maupun imajinasi wisatawan atas sebuah objek wisata.

Karena hal tersebutlah Desa Wisata Pecinan Glodok masuk ke dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Baca juga: Jumlah Pengunjung Taman Nasional Komodo Bakal Dibatasi Mulai 1 Agustus 2022, Ini Alasannya

Di mana di sana terdapat bangunan yang memiliki arsitektur unik dan ornamen-ornamen China. Di antaranya Pancoran Chinatown Point, destinasi baru dan tempat strategis bersejarah di Pusat Kota yang memadukan bangunan hunian klasik-elegan dengan area komersial serta Citywalk dan mal tematik.

Ada juga Gang Gloria yang merupakan salah satu pusat jajanan di kawasan Pancoran-Glodok, lalu Petak Enam di Gedung Chandra Glodok dengan desain bernuansa China, seperti hiasan lampion merah dan ornamen-ornamen khas China.

-
Keunikan Desa Wisata Pecinan Glodok (Kemenparekraf)

Dari segi kesenian, desa wisata tersebut juga memiliki tanjidor, ondel-ondel, silat beksi, barongsai. Kemudian ragam budaya seperti Cap Go Meh, Candra Naya, dan Klenteng Toa Se Bio.

Sehingga Sandiaga berharap keunikannya dapat menarik kunjungan wisatawan dna meka peluang pekerjaan.

“Saya berharap dengan kuatnya ragam budaya yang terdapat di desa ini bisa menarik kunjungan wisatawan, sehingga akan mampu menjadi peluang untuk kebangkitan ekonomi, membuka peluang usaha, dan lapangan kerja seluas-luasnya,” bebernya.

Saat mengunjungi desa wisata tersebut, Sandiaga pun sempat bertandang ke “Toa Se Bio”, yaitu sebuah Klenteng yang memiliki ritual pengobatan Tang Sin.

Pada kesempatan yang sama, Sandiaga juga membuka acara Festival Pecinan Glodok yang menampilkan berbagai atraksi dan pertunjukan seperti silat, barongsai, kungfu, tarian Betawi, dan teknik pembuatan jamu.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X