Lagi dan lagi, tampaknya overtourism menjadi permasalahan paling krusial saat ini yang melanda industri pariwisata dunia. Karena itu, banyak destinasi wisata yang terpaksa ditutup karena turis yang sangat membludak.
Tak cukup dengan Thailand yang menutup Pulau Phi-phi atau India yang membatasi kunjungan turis ke Taj Mahal, kini pemerintah kota Hanoi, Vietnam resmi menutup Train Street yang tersohor itu karena alasan overtourism. Duh!
Siapa yang tak mengenal Train Street, sebuah kawasan ikonis yang berada di Old Quarter kota Hanoi ini keberadaannya memang begitu populer di kalangan pelancong dunia.
Train Street memang memiliki keunikan tersendiri yang mungkin sulit ditemukan di negara-negara lain, yaitu sebuah lintasan kereta api yang terletak di tengah-tengah pemukiman. Menariknya, kawasan itu pula terdiri dari banyak kafe-kafe yang sangat menarik.
Banyak turis yang mengunjungi Train Street hanya untuk sekadar berfoto-foto atau nongkrong di kafe-kafe yang berderet di sana. Namun sayangnya, karena turis yang datang terlalu banyak, sehingga menyebabkan terganggunya jadwal perjalanan kereta api yang hendak melintas.
Bahkan karena itu pula, otoritas perkeretaapian Hanoi sampai menjadwal ulang perjalanan kereta api karena banyaknya turis yang berada di kawasan Train Street.
Kini, Pemerintah Kota Hanoi resmi menutup kawasan Train Street dan juga menutup paksa kafe-kafe yang berdiri di kawasan itu.
"Meskipun kafe kereta api menarik turis, sebenarnya mereka melanggar beberapa peraturan," kata Ha Van Sieu, wakil ketua Otoritas Pariwisata Nasional Vietnam.
Rupanya, kafe-kafe yang berada di Train Street itu adalah ilegal. Mereka mendirikan bangunan usaha tanpa ada izin ataupun mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah kota.
Meski mampu menarik minat kunjungan turis, namun kawasan Train Street sudah tidak layak dijadikan sebagai destinasi wisata yang aman.
