Tahun 1815, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Thomas Stamford Rafless meresmikan sebuah bangunan di sudut Jalan Veteran dan Majapahit, Jakarta Pusat. Gedung itu bernama Societeit de Harmonie. Gedung ini adalah tempat para sosialita berpesta di masa itu.
Tak tanggung-tanggung peresmian simbolis gedung ini pun sangat monumental yaitu dengan cara membuang kunci gedung ke aliran sungai Ciliwung. Aksi buang kunci tersebut menjadi wujud dan harapan Societeit de Harmonie tidak akan pernah tutup.
Jauh sebelum Seno-party (plesetan Jalan Senopati) hadir Societeit de Harmonie adalah pusat hiburan Jakarta. Namun tak sembarang orang bisa menjadi pengunjungnya. Mayoritas pengunjungnya adalah orang berlatar belakang pengusaha atau priyayi.
Mereka berdansa di bawah lampu kristal atau makan malam dan menyesap anggur di bawah sinar bulan. Sedangkan di seberang Societeit de Harmonie ada De Club. Meski tidak sepopuler Harmonie De Club memiliki sejarah panjang di Indonesia.
Dahulu komplek ini merupakan benteng yang dibangun VOC pada tahun 1656. Singkat cerita benteng tersebut dirubuhkan dan berubah fungsi berkali-kali dari hotel, toserba hingga saat ini menjadi kantor Bank Tabungan Negara (BTN).
Namun setelah Indonesia merebut kemerdekaan dua klub tersebut hanya tinggal sejarah. Societeit de Harmonie kini menjadi lahan parkir kendaraan komplek Kementerian Sekretariat Negara. Tak ada sisa sejarah sedikit pun yang tertinggal dari Harmonie. Sedangkan De Club masih difungsikan sebagai komplek perkantoran.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.
